Diskusi Soal P-BMR, PAMI Sulut Justru ‘Ditelanjangi’

Bagikan Artikel Ini:
Jajaran PAMI Sulut saat menggelar diskusi soal PBMR di Rujab Wakil Walikota Kotamobagu

Jajaran PAMI Sulut saat menggelar diskusi soal PBMR di Rujab Wakil Walikota Kotamobagu

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Kondisi yang kurang beruntung dialami oleh LSM Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Sulawesi Utara. Berniat ingin mendiskusikan persoalan proses pemekaran Provinsi Bolaang Mongondow Raya (P-BMR), para pimpinan PAMI Sulut yang saat itu bertandang ke Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Walikota justru dikritik habis-habisan oleh para peserta dialog yang merupakan perwakilan elemen masyarakat di wilayah Bolmong Raya.

Pasalnya, dalam diskusi itu, Rommy JF Rumengan yang merupakan salah satu pengurus PAMI Sulut, sempat melakukan ajakan untuk menggelar demonstrasi besar-besaran terhadap penjabat Gubernur Sulut saat ini, DR Soni Sumarsono yang juga merupakan Dirjen Otda Kemengari, dengan tujuan mengeluarkan desakan agar pemekaran provinsi BMR secepatnya dilakukan. Aksi demo besar-besaran itu sendiri dikatakan Rommy dalam jakannya akan digelar tepat pada perayaan Hari Pahlawan 10 November 2015 mendatang.

Tak pelak, seolah memasuki wilayah yang tidak diketahui medannya, para pimpinan LSM yang sudah menasional itu lantas dikritik habis-habisan oleh peserta diskusi.

“Kami ingin mempertanyakan, apa sebenarnya kapasitas PAMI mengajak demo masyarakat BMR. Jangan-jangan ini hanya untuk mencari popularitas, dalam memperkenalkan PAMI di Sulut,” ketus Samsir Galuwo.

Ketua LSM LPKEL Reformasi, Effendy Abdul Kadir dalam kesempatan itu bahkan menuding kalau apa yang dibawa PAMI saat ini merupakan sebuah langkah untuk menghambat proses pemekaran yang sudah di depan mata.

“Saat ini berkas Provinsi BMR sudah dimasukkan panitia pemekaran ke Kemendagri, dan PBMR sudah masuk dalam 65 daerah prioritas yang akan dimekarkan. Jangan sampai ajakan PAMI untuk melakuan demontsrasi justru merusak segala upaya yang sudah dilakukan bertahun-tahun oleh seluruh elemen masyarakat BMR,” tegas Effendy.

Lontaran pernyataan keras Samsir Galuwo dan Effendy tersebut, lantas disambut oleh salah satu aktifi LSM Gempur BMR, Ahmad Rojani Gulama. Dalam pernyataannya, Gulama bahkan menyebut PAMI tidak mengetahui apa-apa tentang perjuangan pemekaran provinsi BMR.

“Ini menandakan kalau PAMI tidak mengetahui dan tidak tahu apa-apa soal perkembangan proses pemekaran Provinsi BMR selama ini. Sebab, untuk demonstrasi sudah pernah dilakukan beberapa waktu lalu. Jadi kalau saat ini PAMI mengajak melakukan demonsrasi lagi, itu pertanda kalau PAMI tidak mengukuti dengan baik perkembangan provinsi BMR ini,” tukas Gulama.

Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut pun lebih miris lagi PAMI seolah ‘ditelanjangi’ habis-habisan. Ini ditandai dengan pertanyaan Gulama yang menyinggung soal pemberitaan beberapa media massa dan media online beberapa waktu lalu, soal dugaan keterlibatan pengurus PAMI Sulut yang mengaku tim Barracuda dari Polda Sulawesi Utara, dengan diciduknya sejumlah oknum pengurus PAMI Sulut, yang salah satunya bernisial MD alias Maikel, berdasarkan laporan dari salah saeorang warga Kota Tomohon belum lama ini.

“Salah satu yang ingin kami pertanyakan juga adalah persoalan pemberitaan di salah satu media online tentang adaya tim barracuda palsu Polda Sulut, yang notabene disebut merupakan oknum pengurus PAMI Sulut,” ungkap Gulama,

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PAMI Sulut Rommy Rumengan mencoba beralibi soal tudingan yang diarahkan ke mereka. Menariknya, dalam kesempatan itu, Rommy secara tidak sengaja melontarkan kalimat kalau agenda demonstrasi tersebut sudah merupakan program LSM mereka.

“Jadi kami diminta DPP untuk mencari isu yang bagus buat diangkat pada PIlkada serentak tahun ini. Nah, setelah dilakukan kajian kami menemukan kalau isu pemekaran dimana salah satunya adalah pemekaran Provinsi BMR menarik untuk diangkat,” ucap Rommy mencoba mengklarifikasi.

Soal pemberitaan media yang menyebut kalau salah satu pengurus PAMI Sulut dengan inisial MD alias Maikel pernah diciduk sebagai akibat dari tindakan yang diduga dilakukan olehnya, dengan mengaku sebagai tim barracuda Polda Sulut, Rommy pun membantah keras.

“Jadi ada sebuah system yang terganggu dengan kehadiran PAMI di Sulut. Maka dibuatlah citra negative seperti itu kepada kami. Lagipula jika memang benar terbukti melakukan tindakan seperti itu, kenapa Ketua DPD tidak ditahan,” tambahnya membela diri.

Usai memberikan klarifikasi tersebut, dialogpun lantas ditutup dengan tidak menghasilkan simpulan apapun. Para personil dari DPD PAMI Sulut pun terlihat langsung berpamitan dan naik ke kendaraan Daihatsu Xenia berwana putih.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua haria P3BMR Drs Hi Jainuddin Damopolii, Bendahara P3BMR Denny Mokodompit, tokoh masyarakat, pemuda, insan pers, dan sejumlah pimpinan LSM di Bolmong Raya. (jun)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.