Warga Kotamobagu Kini Sudah Bisa Nikmati Burger Hasil Buatan Gita Ololah

Bagikan Artikel Ini:

 

Gita Olola pemilik usaha Burger di Kotamobagu

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Gita Ololah, pemilik usaha BURGER, warga Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, sangat menjanjikan. Soalnya, dengan usaha kuliner tersebut dirinya meraup untung yang bisa membantu kebutuhan keluarganya. Dijelaskannya, ia memulai usaha itu berangkat dari spirit karena semakin lama semakin banyak kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga ia harus berfikir kreatif untuk mengaktualkan keahlian yang dimilikinya yakni membuat BURGER yang dijadikannya sumber penghasilan yang halal. “Meski hanya usaha kuliner kecil dan penghasilannya masih kecil tetapi yang penting bagiku, halal. Ya, lumayan, walau pemasukan kecil namun penghasilan ini setiap hari lo, saya hanya berprinsip tidak ada yang bisa memberiku uang Rp 300 ribu setiap hari, ini hanya diambil dari keuntungan bukan modal,” kata Gita, kepada beritatotabuan.com,  Jumat (23/11/2018).

Untuk pemasaran kata Gita, masih di wilayah Kotamobagu karena usaha itu baru mulai disebarluaskan tetapi ia tetap berupaya memasarian produknya bahkan di luar daerah. “Kenapa usaha ini saya pasarkan masih di wilayah Kotamobagu sebab masih butuh adaptasi untuk mengenalkan produk kepada para konsumen, nanti kalau sudah banyak mengenalnya baru kemudian saya coba kenalkan diluar daerah, di Kotamobagu saya jual masih terjangkau, per buah dijual Rp 10.000, bahan campuran daging dan roti buatan sendiri dan setiap hari sekitar 15 sampai 20 pcs habis terjual,” ujarnya.

Ia menambahkan, dengan upaya yang dilakukan untuk mengembagkan usaha tersebut ia berharap kedepan dapat menjadi besar dan tidak pernah gentar menghadapi persaingan dunia bisnis kuliner di Kotamobagu, “Sebab yang saya butuhkan saat ini adalah bagaimana agar bisa memperlua pemasaran hasil burger ini,” tuturnya.

Disisi lain, Plt Kepala Dinas Peridustrian dan Tenaga Kerja Kotamobagu Tedy Makalalag mengatakan kalau pihaknya mendorong usaha usaha rumahan (home industry) seperti itu, untuk bisa dibuatkan merek tersendiri. “Sebaiknya lebih diperkuat di branding agar hasil home Industry bisa lebih dikenal, sehingga pasarannya pun akan lebih luas dan terbentuk,” ucap Tedi. (febri limbanon)

author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.