Kotamobagu, BT – Transaksi perdagangan di Pasar Tradisional Kelurahan Gengamobagu Utara, makin hari kian memprihatinkan. Amatan beritatotabuan.com, Kamis (09/10/2014) pagi tadi, pembeli di pasar yang terletak diantara Kelurahan Biga dan Genggulang itu sangat sepi.
“Ini sangat menyiksa kami. Biasanya pendapatan di pasar 23 maret bisa mencapai 500 ribu sampai 1 juta per hari, tapi semenjak di pasar ini, untung-untungan bisa mendapat Rp300 ribu,” ujar salah satu pedagang, yang namanya enggan dikorankan.
Bahkan, wanita paruh baya itu pun mengeluh, kondisi tersebut diperparah dengan adanya pungutan sebesar Rp10-20 ribu tiap pekannya.
“Alasan mereka memungut dana itu, katanya untuk biaya listrik. Kami juga heran, koq biaya listrik ditagih tiap minggu. Kalau begini nasib kami bagaimana,” tambahnya dengan mimik sedih.
Soal pengawasan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, wanita itu mengatakan sepekan terakhir ini, tidak kelihatan adanya aparat pemerintah yang datang ke pasar itu.
“Baik itu dari Disperindag atau Satpol-PP tidak kelihatan disini. Padahal kami pun membutuhkan mereka untuk mengeluhkan persoalan ini,” paparnya.
Menariknya, ketika hal ini dikonfirmasi ke Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal (Diperindagkop-PM) Kotamobagu, Herman Aray SIP, dia mengatakan belum tahu soal pungutan itu.
“Saya belum tahu, nanti saya akan kordinasikan dengan Kepala Bidang Perdagangan Bambang Mardianto,” singkat Aray. (junaidi)