Bolmong, BT – Dugaan ‘pemerasan’ terhadap siswa miskin, berbentuk pungutan liar merebak di internal Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Bolmong. Hal ini diungkapkan anggota komisi III DPRD Bolmong, Swempry Rugian. Menurut legislator asal Poigar ini mereka menduga pungli itu dilakukan terhadap penerima bantuan siswa miskin. “Dari pengakuan orang tua siswa penerima bantuan itu, mereka diminta Rp100 ribu tiap pencairan,” ujar Swempry.
Tidak hanya itu, Swempry juga membeberkan dari daya yang mereka peroleh, banyak Kepala Sekolah (kepsek) di Bolmong saat ini , golongannya lebih rendah dari Guru bantu. “Kuat dugaan ini ada permainan. Terbukti, persoalan penempatan Kepsek saja amburadul seperti ini,” tukasnya.
Permainan penempatan Kepsek itu, menurut Swempry terindikasi kuat disebabkan oleh suap yang dilakukan calon Kepsek kepada oknum dalam instansi itu.
“Ini merupakan tanggung jawab dari Sekretaris Diknas Elya Takarianti. Kalau seperti ini maka bisa dikatakan dia tidak paham dengan aturan yang ada,” tandasnya. (idc/jun)