BERITATOTABUAN.COM, BOLMUT – Rasa nasionalisme yang tertanam dalam segenap warga Negara Indonesia dinilai merupakan bagian dari iman. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Syuro Pengurus Cabang Nahdlatul UIama (NU) Kabupaten Bolmong Utara, Dr Asripan Nani saat membacakan sambutan dari Ketua Umum PBNU dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Bolmong Utara. “Spirit ‘Nasionalisme Bagian Dari Iman’ perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan,” tegas Asripan.
Hari Santri juga menurut Asripan dalam sambutan tersebut, harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri. “Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan narkoba yang mengancam masa depan bangsa. Korupsi dan narkoba adalah turunan dari materialisme dan hedonisme, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan semu,” ungkapnya.
Masih menurut Asripan, santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah menegakkan kalimat-kalimat kebenaran. “Harus berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak”, dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”. Itulah karakter dasar santri yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 72,” jelasnya.
Upacara hari santri yang dipusatkan di pondok pesantren Al Khairaat Bolangitang Barat. Minggu (22/10/2017) pagi tadi tersebut, juga hadiri oleh Ketua Tanfiz PCNU Bolmong Utara, Supriadi Goma, Pimpinan Pesantren, Patra Kapiso, para pengurus Badan Otonom yang terdiri dari GP Ansor, Banser, IPNU-IPPNU dan Santri Pondok Pesantren Al Khairaat jambusarang. (i-one)