BERITATOTABUAN.COM, BOLTIM – Kemajuan teknologi dan arus penggunaan yang merambah seluruh kalangan, nampaknya menjadi salah satu faktor munculnya pergeseran nilai sosial di masyarakat. Seperti, mempengaruhi nilai positif tumbuh kembang anak, kemurnian nilai budaya, adat istiadat, kehidupan di lingkungan keluarga dan agama.
Hal ini dikemukakan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Richlany Mamonto SKep Ns MARS, kemarin. Menurutnya, munculnya sikap permisif terhadap berbagai nilai sosial baru mengakibatkan melonggarnya tata nilai sosial lama. “Mulai lunturnya masalah nasionalisme, kejujuran, kepedulian sosial, gotong royong, penghargaan terhadap orang tua, prestasi, pernikahan dini makin meningkat dan berakhir pada perceraian, munculnya kasus-kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak juga semakin banyak, bahkan setiap hari kejadian tersebut kita baca lewat media masa,” urainya.
Terkait hal itu, Ia mengatakan, pihaknya akan menerapkan program 18.21 tanpa gadget dilingkungan keluarga. Dijelasnya, pemanfaatan waktu pukul 18.00 sampai 21.00 tanpa gadget untuk mengurangi resiko anak terjerumus hal-hal negatif dan meningkatkan hubungan antara anggota keluarga.
“Hal ini dibuat sebagai upaya melindungi anak-anak dari korban pornografi dan pengaruh kekerasan dalam internet. Demikian juga orang tua agar lebih dekat dengan anak-anak, suami dan istri sehingga tercipta satu keluarga yang berkualitas. Kita siapkan dengan baik masa depan akan-anak kita, agar mampu menghadapi tantangan global di masa akan datan,” jelasnya.
Lanjutnya, tiga jam tanpa gadget dapat membangun keluarga berkualitas lewat interaksi anggota keluarga secara langsung. “Saling bercengkrama satu dengan yang lain, orang tua dapat mendampingi anak, membimbing anak untuk belajar, orang tua dapat mengetahui persoalan yang dihadapi anak, suami istri saling memberikan dukungan dalam pekerjaan, mencari solusi bersama ketika ada permasalahan, baik permasalahan dihadapi anak maupun suami istri,” terangnya.
Ia menambahkan, meningkatkan kepedulian secara konkrit oleh seluruh kangan sangat dibutuhkan saat ini diantaranya pengawasan bersama. “Untuk itu kami memohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan untuk mensukseskan program ini. Mari kita kerja sama untuk kesejahteraan perempuan dan anak Indonesia,” ajak Mamonto. (mg3/Mon77)