Warga Matali Ini Raup Ratusan Ribu Hanya Dengan Jualan Buah

 

Sentra Buah Buahan milik Harirustaman Pontoh

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Sentra aneka macam buah-buahan, milik Harirustaman Pontoh, warga Kelurahan Matali, Kecamatan Kotamobagu Timur, sangat menjanjikan. Ia mengaku, sudah empat tahun setiap hari ia brsama istrinya menjalani usaha tersebut dari hasil kebunnya sendiri. “Alhamdulillah dengan hasil kerja keras di kebun kita bisa menikmati hasil jualan ini dengan suar lelah. Keuggulan buah-buahan yang kita jual ini tidak menggunakan bahan pengawet yakni karbit, semua asli masak dari pohon alias original. Jadi tidak berbahaya dikonsumsi,” aku Hari, kepada

beritatotabuan.com, Jumat (19/10/2018). Ditambahkan olehnya, tempat jualan tersebut adalah miliknya sendiri jadi tidak ada pengeluaran biaya sewa karena hanya dipinjam. “Selama ini kita jualan selain modal, untungnya tidak terbagi untuk biaya setoran sewa tempat karena tempat ini milik saya sendiri. Hanya saja sering saya harus mengeluarkan modal jika ada buah-buahan yang datang dijual produsen lain ke tempat usaha saya ini, ya mau tidak mau saya beli untuk dijual lagi, hitung-hitung buat tambah beli untuk dijual lagi, hitung-hitung buat tambah keuntungan. Kalau soal keutungan saya hitung setiap 3 hari sekali, dan per tiga harinya itu biasa saya dapat bersih diluar pokok Rp 800 ribu bahkan lebih,” ujarnya.

Ada pun lanjutnya, selain aktifitas berdagang di tempatnya sendiri namun dirinya sering memasarkan buahan-buahan tersebut di daerah luar, seperti Gorontalo hingga Makassar. “Kalau diKotamobagu saya dan istri saya sedang berusaha membangun kerja sama dengan pihak Alfamart dan Indomaret,” ungkap Hari.

Sementara, menurut Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Dispertanak)Kotamobagu, Muljadi Surotenojo, keberhasilan usaha sangat dipengaruhi macam-macam faktor,  diantaranya cara menanam yang teratur, panen yang tepat waktu sehingga hasil produksi menjadi baik pula. “Dikotamobagu ini luas wilayah perkebunan sekitar 2.500 hektare, sehingga daerah kita ditetapkan sebagai Agropolitan. Terkadang produksi yang buruk tergantung Sumber Daya Manusianya (SDM) sehingga produk yang dipasarkan tidak dapat berkembang dengan baik dan pada akhirnya gairah berdagang menyurut karena kualitas produk yang rendah,” jelasnya.

Lanjutnya, namun meski demikian Pemerintah Kotamobagu tetap akan berupaya memberikan bantuan dan fasilitas kepada para petani di Kotamobagu melalui program Pemkot yaitu peningkatan pemasaran hasil produksi, peningkatan penerapan teknologi dan beberapa program lainnya, (febri limbanon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.