Bupati Boltim Sayangkan Banyak Warga Masih Bingung Tentang Pecoblosan Surat Suara di Pemilu

 

Bupati Boltim Sayangkan Banyak Warga Masih Bingung Tentang Pecoblosan Surat Suara di Pemilu
Bupati Boltim saat melontarkan kritikan kepada KPU, di sela-sela sambutan pada kegiatan refleksi 3 tahun kepemimpinan Sehan Lanjdar – Rusdi Gumalangit

BERITATOTABUAN.COM, BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Tmur Sehan Landjar SH memberikan kritik terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolaang Mongondow Timur. Hal ini tercermin dari pernyataan Bupati Boltim sayangkan banyak warga masih bingung tentang pencoblosan surat suara di Pemilu pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Menurut Bupati, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kurang mensoialisasikan cara pencoblosan kertas suara yang sudah menjadi 5 bagian dan warna. Padahal tinggal dua bulan lagi pelaksanaan pencoblosan, namun diperkirakan masih 90 persen warga Boltim belum banyak menerima sosialisasi. “Saya yakin masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti soal cara mencoblos, warna kertas untuk semua tingkatan. Jadi ini perlu menjadi catatan untuk wartawan,” ujar Sehan.

Kata dia, selaku pemimpin daerah ia berkewajiban untuk mensosialisasikan hal ini. Namun KPU dan sebagai penyelenggara, harusnya lebih banyak turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan soal teknik dan aturan di Pemilu ini. “Jangan hanya fokus APK. Sementara sosialisasi terkait dengan pelaksnaaan Pemilu masih sangat kurang dilakukan. Sebagai pemerintah, sata kuatir akan berdampak pada partisipasi pemilih.,” ujar Sehan.

Ia menuturkan, sosialisasi soal Pemilu jangan hanya dilakukan di tingkat internal parpol saja. Sebab sosialisasi dari para Caleg yang  tidak menyentuh atau memberikan pendidikan politik, juga dinilai pelemahan pemilih di masyarakat. “Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini, ajakan atau sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan hak suaranya dan datang ke TPS sangat perlu dilakukan pihak penyelenggara,” tegasnya..

Karenanya, KPU harus meningkatkan sosialisasi dan penyebaran informasi teknis pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) ke tengah masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat memiliki semangat datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya. “Program yang dijalankan oleh KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih, namun faktanya hingga saat ini belum berjalan dengan baik dan tidak menyentuh ke seluruh lapisan masyarakat terutama petani. Padahal mereka memiliki keinginan memilih cukup tinggi,” tutup Eyang sapaan akrab Bupati. (mg3/mon77)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.