BERITATOTABUAN.COM, Bolmong – Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan atau dikenal dengan Stunting dan telah menjadi isu global, termasuk 16 kasus di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), manjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong.
Melalui Dinas Kesehatan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Bolmong adalah dengan berdiskusi dengan pihak-pihak terkait dalam ‘Rapat Penyusunan Regulasi Penurunan Stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow,’ Rabu-Kamis, 11-12 Desember 2019, di Hotel Sutan Raja, Kotamobagu.
Dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Bolmong, Yanny R. Tuuk, yang turut hadir menegaskan pentingnya komitmen Pemerintah Daerah, yaitu dengan melakukan upaya-upaya intervensi untuk penurunan stunting di Kabupaten Bolmong.
Terpisah pada kegiatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bolmong, dr. Sahara Albugis, mengungkapkan Kabupaten Bolaang mongondow pada tahun 2019 telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai lokus Konvergensi Stunting atau intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting.
“Penurunan stunting, penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak,” tutur Sahara.
Dilanjutkan Sahara, stunting berdampak pada perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal dan beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
“Bahkan stunting berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestiuk Bruto (PDRB) setiap tahunnya,” ungkap Sahara.
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas kesehatan Provinsi Sulut, dr. Irma Lolong yang turut hadir dalam kegiatan itu, mengatakan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang merupakan Program Prioritas Nasional dilaksanakan melalui 8 aksi.
“Yaitu, analisis situasi program penurunan stunting, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, Peraturan Bupati tentang peran Desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data pengukuran dan publikasi data serta review kinerja tahunan,” jelas Irma.
Diketahui, kegiatan tersebut menghadirkan peserta yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah yang tergabung dalam tim Konvergensi Stunting, Kepala Puskesmas, Camat dan sejumlah Sangadi yang merupakan lokus stunting di Kabupaten Bolmong.
Sementara untuk pemateri berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bolmong, Dinas kesehatan Propinsi Sulawesi Utara dan Bappeda Sulawesi Utara. (udi)