BERITATOTABUAN.COM, NASIONAL – Salah seorang guru di Sekolah Indonesia di Ridyadh (SIR) yakni Muhammad Wahyu, merupakan salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) dari 5 orang yang terpilih dan diizinkan Allah untuk ikut berhaji di tahun 2020 ini.
Dalam video wawancara bersama Konsul Haji – Konsultat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Endang Jumali, dirinya menyebut kalau niatnya untuk berhaji telah ada sebelum Kerajaan arab Saudi mengumumkan peguncian wilayah (lockdown), ketika wabah covid-19 masuk ke Negara tersebut. “Memang dari sebelum lockdown saya sudah ada niat untuk berhaji, sembaru berharap, semoga Allah mengundang saya dan memberikan kesempatan. Niat saya ingin menjadi haji yang isimewa,” ujar Wahyu dalam video tersebut saat dikutip pada Rabu (29/07/2020) kemarin.
Ketika pendemi covid-19 merebak, Wahyu mengatakan dirinya beberapa kali bertukar pndapat dengan teman-temannya sesame guru, soal kepastian haji 2020, terutama ketika Arab Saudi menerapkan lockdown. Dimana, ketika Arab Saudi mengambil keputusan untuk melakukan haji terbatas, dan membuka pendaftaran, dirinya pun mencoba peruntungan. Yang mana, proses pendaftaran itu sendiri dilakukan Wahyu lewat situs resmi yang disediakan Kementerian haji, justru di hari terakhir pendaftaran. “Waktu yang diberikan untuk pendaftaran hanya 5 hari. Alhamdulillah ataz izin Allah SWT, saya daftar di hari kelima. Hari terakhir dengan waktu yang cukup mepet, setelah melakukan konsultasi dan juga meminta restu dari orang tua di Indonesia,” jelasnya.
Wahyu menambahkan, dirinya sebenarnya ingin mengajak istri dan anak untuk menunaikan ibadah haji tahun 2020 ini. Meskipun begitu, hal tersebut harus dia urungkan, dan akhirnya hanya mendaftarkan diri sendiri, setelah meihat persyaratan serta batasan usia yang diumumkan dalam pendaftaran tersebut. Menariknya, ketika Kementerian haji mengumumkan calon jamaah haji yang memenuhi syarat, dari semua guru di SIR yang mendaftar, hanya Muhammad Wahyu yang terpilih seorang diri.
Dirinya pun mengungkapkan perasaannya yang haru, bahagia sekaligus bingung. Haru dan bahagian karena merasa diizinkan Allah menunaikan ibadah haji, serta bingung karena dirinya merasa tidak ada lagi teman untuk berdiskusi saat akan menunaikan ibadah haji. Wahyu mengaku, setelah diumumkan, dirinya lantas dimasukkan dalam grup whatsapp yang semuanya berisikan jamaah haji di tahun 2020 ini. Dimana, dalam grup tersebut, diberikan pengarahan, diantaranya adalah calon jamaah haji diminta tidak keluar dari rumah, dan diarahkan untuk mengikuti swab test covid-19. Setelah itu, mereka dipasang gelang tangan, untuk mendeteksi pergerakan mereka selaku jamaah haji tahun 2020 ini.”Kami dikarantina selama 2 pekan di Riyadh, dan berangka ke Makkah pada 25 Juli 2020 atau 4 Dzulhijah menggunakan pesawat dari Pemerintah Arab Saudi. Dimana, untuk seluruh jamaah yang berasal dari Riyadh totalnya 171 orang,” ungkapnya.
Begitu tiba di Bandara Jeddah, wahyu mengatakan mereka disambut dan diarahkan langsung oleh petugas haji, seraya memakaikan gelang sebagai pertanda identitas mereka sebagai jamaah haji tahun 2020.
LEat grup Whatapp yang diikuti oleh Wahyu, dirinya mengaku berhasil mengkontak 4 orang jamaah aji lainnya asal Indonesia. Dimana, mereka berasal dari Makkah, Jeddah, Yanbu juga Madinah. Di hari Selasa (28/07/2020) malam, sebelum memulai hAri Tarwiyah, petugas kesehatan haji didatangkan ke Hotel tempat mereka menginap untuk dilakukan swab test ke jamaah. Dimana, swab test yang kedua kali itu dilakukan lewat hidung, setelah sebelumnya dilakukan lewat mulut. “Kami tidak boleh keluar sama sekali, kalau ketahuan bisa didiskualifikasi. Petugas kesehatan rutin mengantarkan makanan sehat, air dan juga madu kepada kami,” paparnya. (*)
Sumber : ihram.id