BERITATOTABUAN.COM, BOLMONG – Bantuan bibit bawang merah dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bolaang Mongondow untuk tahun anggaran 2020 ini, diketahui telah disebar di kepada kelompok tani penerima manfaat, dengan hitungan luas lahan sekira 16 hektare secara keseluruhan.
Hal ini sebagaimana data yang didapat dari Dinas Pertanian Kabupaten Bolmong, dimana lahan seluas 16 hektare milik para kelompok tani tersebut, tersebar di 8 desa dan 4 kecamatan. “Rinciannya di Kecamatan Passi Timur ada Desa Insil Baru disana volume penerima manfaatnya seluas 7 hektare, terus di desa Sinsingon seluas 0,5 hektare, Desa Poopo seluas 0,5 hektare dan Desa Mobuya seluas 0,5 hektare juga. Selain itu Desa Pusian Kecamatan Dumoga disitu luas lahan penerima manfaat yakni 2 hektare, di Desa Lolak Tombolango Kecamatan Lolak jumlah penerima manfaat luas lahan mereka keseluruhan yakni 2 hektare, dan yang terakhir di Kecamatan Lolayan itu disebar di 2 desa yakni Desa Lolayan dengan luas lahan penerima manfaat yakni 2,5 hektare, dan Desa Tanoyan Selatan seluas 1 hektare,” jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bolmong Raymond Ratu.
Dirinya menambahkan kalau ada 9 kelompok tani yang menerima bantuan tersebut. Dimana, pihak Dinas Pertanian sendiri kata Raymond tidak hanya terfokus di 1 Kecamatan saja. “karena kenapa itu terbagi di 4 kecamatan, karena pengembang bawang merah ini ada di dataran rendah dan ada di dataran tinggi. Sehingga saya membandingkan mana produksi yang bagus dari varietas dari bibit yang diambil dari Nganjuk. Nah, untuk wilayah dataran tinggi ini bibitnya kita berikan ke Kecamatan Passi Timur, dan di dataran rendah kita sebar di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Lolak, Dumoga dan Lolayan,” tambahnya.
Raymond menambahkan, untuk pengembangan bawang merah dengan bantuan bibit di tahun 2020 diakui belum bisa mengakomodir secara keseluruhan kelompok tani yang mengusulkan. “Kita baru lakukan uji coba, dan Alhamdulillah hasilnya cukup positif bagi produktifitas masyarakat. Lebih dari itu, produksi bawang merah ini ternyata mampu menekan harga bawang merah di pasaran yang dahulunya berada di kisaran harga Rp70-80 ribu sekilo, untuk saat ini harganya tinggal dibawah Rp 30 ribu sekilo,” paparnya.
Lebih dari itu, mekanisme penyaluran bantuan tersebut juga kata Raymond dilakukan dengan mentransfer langsung dana tersebut ke rekening dari kelompok tani. “Dana itu ditransfer ke rekening kelompok. Dimana, ketika kelompok tani itu mengusulkan mereka kemudian membuka rekening, dan pemerintah daerah mentransfer lansung dana itu ke rekening kelompok. Jadi, yang belanja itu adalah kelompok tani, dimana penggunaan uang yang ditrasnfer tersebut disesuaikan dengan rencana usulan kegiatan (RUK) dari para kelompok tani,” tuturnya.
Namun demikian, Raymond menambahkan ada beberapa item dari total anggaran Rp 2,6 miliar tersebut, yang pengadaannya melibatkan pihak ketiga. “Pihak ketiga ini sudah melalui tahapan verifikasi yang ketat dan dianggap mampu untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan tersebut,” tutupnya. (jun)