BERITATOTABUAN.COM – Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia telah berakhir dengan KPU yang telah mengesahkan Prabowo Subianto – Gibran Raka sebagai pemenang.
Pragib, akronim Prabowo Gibran, nyaris menang diseluruh Provinsi di Indonesia. Tak terkecuali di Provinsi Sulawesi Utara, terkhusus Bolaang Mongondow Raya.
Berbicara kemenangan pasangan Prabowo Gibran di Sulawesi Utara, terlebih di Bolaang Mongondow Raya, pastinya tidak terlepas dari sosok Aditya Anugrah Moha.
Jejak figur milenial Aditya Anugrah Moha di Pemilu 2024, sangat melekat dengan raihan fantastis kemenangan Pragib di Bolaang Mongondow Raya (BMR) yang menyentuh angka 80 persen.
Koneksi pusat dan daerah, digunakan sebaik mungkin oleh ADM untuk memenangkan Prabowo Gibran.
Di mana, koneksi Aditya Anugrah Moha tersebut berhasil membawa Gibran Rakabuming Raka menjajaki Sulawesi Utara untuk pertama kali di Desember 2023 lalu.
Meski tidak sempat mengunjungi tanah Totabuan, namun aspirasi masyarakat BMR yang turut diperjuangkan ADM, telah diserap baik-baik oleh Wapres terpilih.
Mengingat, sejumlah tokoh BMR mendapatkan tempat spesial melalui acara Gibran Mendengar di Hotel Luwansa Manado, 24 Desember 2023, yang tentunya tidak terlepas dari usaha ADM untuk memajukan tanah kelahiran.
Di mana, acara tersebut menjadi cikal bakal lahirnya Relawan BOGANI (Prabowo Gibran untuk Indonesia). Relawan yang mengukir prestasi dengan membawa Pragib menang telak di Sulut, terkhusus BMR.
Meski tidak berkontestasi sebagai peserta Pemilu, sebagai panglima Relawan Bogani, ADM door to door ke penjuru Bolaang Mongondow Raya untuk memenangkan Pragib.
Selain itu, sosok yang juga menjabat ketua DPD Golkar Bolaang Mongondow, turut menghantarkan beringin semakin rindang di Induk Bolmong.
Aditya Anugrah Moha sukses membawa Golkar meraih 7 kursi di DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow, dari sebelumnya hanya 5 kursi.
Tak heran apabila dirinya kini disebut-sebut sebagai tonggak masyarakat Bolaang Mongondow Raya, tak terkecuali untuk kaum milenial.
Capaian-capaian tersebut juga turut menegaskan, jika ketokohan sosok muda bersahaja masih mengakar kuat di tanah kelahiran.*(Angga Rasid)
