BERITATOTABUAN.COM, SULUT -Politisi PDIP dari Dserah Pemilihan Bolaang Mongondow Raya yang terkenal kritis yakni Jems Tuuk mengkritisi soal kelangkaan BBM jenis Solar di Sulut.
Itu ditegaskan Jems Tuuk selaku Anggota Komisi II DORD Sulut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Pertamina Senin 10 Juni 2024. Seraya menyebut kalau kinerja pihak Pertamina Manado patut dipertanyakan. Utamanya dalam mengelola suplai BBM khususnya jenis solar.
“Pertamina harusnya mampu menjelaskan mengapa ada kelangkaan BBM di lapangan. Saat ini rakyat susah mendapatkan solar. Yang terjadi justru Penjelasan Pertamina terlalu teoritis. Tak bisa menjelaskan seperti itu. Mereka harus membeberkan penyebab kesulitan solar di SPBU, dan harus mampu menunjukkan fakta dan dicarikan solusi terjadi kelangkaan solar,” jelasnya.
Politisi PDIP asal Bolmong Raya ini mengaku prihatin saat mendengar laporan masyarakat petani di dapilnya. Petani mengeluh kesulitan mendapatkan minyak solar untuk keperluan mesin pertanian. Efeknya produksi pertanian menurun.
“Ini harus dicarikan solusi di lapangan terutama pihak Pertamina harus mempertanggungjawabkan masalah kesulitan BBM jenis solar. Kalau menjelaskan harus dapat memecahkan masalah. Kemudian, pihak kepolisian harus tahu sebab terjadinya antrian panjang dan kesulitan mendapatkan solar pasti ada indikasi penimbunan oleh pihak tertentu,” ungkapnya saat RDP.
Sementara di pihak Pertamina menjelaskan, kuota BBM jenis Solar di Manado setiap hari mencapai 20.000 liter. Itu diperuntukkan di setiap SPBU di Manado mencakup kendaraan umum maupun pribadi.
“Di lapangan terjadi antrian panjang. Yang kami pertanyakan apakah setiap kendaraan itu betul kendaraan yang membutuhkan solar untuk oprasional kendaraan atau hanya untuk menghabiskan kuota solar yang tersedia di SPBU.” tutur perwakilan Pertamina.
Diungkapkan pula bahwa pihak Pertamina tugasnya mengatur dan mendistribusi BBM di setiap SPBU.
“Yang mengatur operasional atau penyaluran yakni pihak BP Mingas bersama SPBU,” tambahnya. (*)