BERITATOTABUAN.COM, BOLTIM – Keberadaan Penjabat Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Muhammad Rudi Mokoginta, menuai isu di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dimana, masukanya Rudi menjadi ancaman bagi Pasangan Calon (Paslon), Bupati Sehan Landjar dan Wakil Bupati Rusdi Gumalangit (Serius) yang mempunyai masa militan merata di delapan puluh desa se Boltim.
Akan tetapi, hal tersebut dibantah keras oleh Penjabat Bupati Boltim ini. Menurut papa Yubing yang kerap beliau disapa, kehadiran dirinya sebagai penjabat, hanya mengisi kekosongan kursi kepala daerah Boltim.
“Itu tidak benar, saya dilantik sebangai Penjabat Bupati untuk mengisi kekosongan kursi kepala derah selama tahapan Pilkada, dan kalau untuk isu yang berkembang bahwa saya memihak salah satu paslon itu juga tidak benar, “ucap Bupati di hadapan seluruh PNS/ASN di lantai tiga kantor Bupati.
Lanjut Rudi, Penjabat Bupati itu melaksanakan tugas sesuai yang ditetapkan oleh Undang – Undang dan meneruskan program-program yang sudah di canangkan Mantan Bupati Boltim yakni pak Sehan Landjar.
“Saya adalah Birokrat bukan seorang politisi, jadi saya di berikan jabatan ini sudah berdasarkan hasil pengkajian dari Mendangri. Kalau urusan Pilkada Boltim saya tidak ada pemihakan kesiapa – siapa, saya akan menjalankan tugas dan amanah sesuai aturan, sekaligus menjafa konstalasi roda pemerintahan selama tahapan pilkada berlangsung,” tegasnya.
Mantan Bupati Boltim Sehan Landjar yang juga sebangai Calon Bupati Saat di Konfirmasi mengatakan, isu yang dikembangkan oleh lawan politiknya, tidak di tanggapai oleh pasangan Serius.
“Jadi kalau masalah itu kami tidak akan menanggapinya. Saya yakin Rudi Mokoginta itu adalah seorang Birokrat yang pandai dan cerdas serta tahu dan paham dengan aturan. Saya juga tahu persis siapa pak Rudi. Jadi apa yang di isukan semua itu tidak benar, “kata Eyang.
Terpisah Hendra Damopolii, Sekretaris Tim Pemenangan Paslon Serius menabahkan, isu itu sengaja dikembangkan oleh lawan untuk membongkan kekuatan Serius.
“Pengalihan isu ini, sengaja dimainkan untuk menggertak para sangadi dan ASN Kabinet yang disusun mantan Bupati Sehan Landjar, selama menjabat. Dan ini saya anggap isu ke kanak-kanakan yang dimainkan segelintir oknum,” imbuhnya. (sandy bawoel)