Herdy Dajoh Dilengserkan, Neila Montolalu Ditunjuk Carateker DPC GMNI Kotamobagu

Neila Montolalu
Neila Montolalu

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Kapasitas Herdy Dajoh SIP sebagai Ketua DPC GMNI Kotamobagu akhirnya dicabut dengan resmi. Hal ini menyusul surat mandate dari Kordinator Daerah (Korda) GMNI Sulawesi Utara bernomor 013/Int/Mandat/Korda GMNI-Sulut/X/2015.

Dimana, dalam surat yang di tanda tangani langsung oleh Clance Teddy dan Edwin Tumurang selaku Ketua dan Sekretaris Korda GMNI Sulawesi Utara, menerangkan kalau Korda GMNI Sulawesi Utara menunjuk Sarinah Neila Montolalu sebagai Carateker DPC GMNI Kotamobagu.

“Korda GMNI Sulawesi Utara memutuskan dan memandatkan kepada Sarinah Neila Montolalu, untuk mengambil alih seluruh aktifitas organisasi,” demikian salah satu kalimat yang tertera dalam surat tersebut.

Tidak hanya itu, dalam isi surat tersebut juga, Sarinah Neila Montolalu pun diminta untuk segera melakukan konsolidasi organisatoris secara internal.

“Segera melaksanakan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB), membentuk minimal tiga Komisariat, dan melaksanakan Musyawarah Komisariat, serta menggelar Konferensi Cabang GMNI Kotamobagu, selambat-lambatnya 6 bulan setelah surat ini ditetapkan,” begitu isi kalimat dalam surat itu.

Ketua Korda GMNI Sulawesi Utara, Clance Teddy saat dihubungi beritatotabuan.com, (21/10/2015) malam ini, membenarkan adaya surat tersebut.

“Surat itu kami keluarkan, sebab mandate yang diberikan kepada Bung Herdy Dajoh SIP sudah habis masa berlakunya,” ucap Clance.

Masih menurut Clance, status DPC GMNI Kotamobagu sendiri, sudah sempat dibahas di arena Kongres ke 29 GMNI yang digelar di Maumere NTT.

“Jadi dalam pembahasan itu disepakati kalau DPC GMNI Kotamobagu harus diturunkan carateker, guna memaksimalkan konsolidasi organisatoris. Kami juga selaku pengurus Korda diminta untuk segera menindak lanjuti hal tersebut,” tambahnya.

Clance pun mengatakan, proses penerbitan surat tersebut telah melalui kajian yang panjang dan dalam.

“Yang pasti, seperti kata Bung Karno jangan hanya kita terti secara ideology, tapi juga harus tertib secara adinistrasi, agar proses konsolidasi organisatoris dan penguatan kelembagaan benar-benar tercipta,” tandasnya. (jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.