BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Dugaan penganiayaan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kotamobagu terhadap salah satu siswa SMP Akbar Kadengkang (13), (baca : Beringas, 7 Anggota Satpol-PP Diduga Aniaya Anak SMP) terus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari akademisi Universita Dumoga Kotamobagu (UDK) Muliadi Mokodompit,
“Soal kebiadaban oknum Satpol-PP Kotamobagu sudah tidak bisa ditolerir karena sudah berulang kali terjadi.Kita jangan tunggu semakin banyak korban kemudian kita bertindak,” ujar Muliadi,
Muliadi pun mengungkapkan kalau dirinya termasuk yang pernah merasakan kebiadaban dan kebodohan oknum-oknum satpol PP Kotamobagu.
“kejadianna hampir mirip sekitar setahun yang lalu. Saat itu anak saya nasih kelas II SMP sedang menunggu Bentor ke sekolah di depan rumah di Matali. Namun oleh anggota Satpol-PP langsung diangkut dengan mobil tanpa mendengarkan penjelasan anak saya, dan parahnya lagi dia disuruh paksa mengaku kalau sudah merokok,” ungkapnya,
Tidak hanya itu, Muliadi pun menambahkan tindakan yang menurutnya lebih tidak beradab lagi dilakukan oknum Satpol-PP Kotamobagu tehadap anak perempuannya yang kala itu sedang sakit.
“Anak saya perempuan yang sedang sakit dipaksa baris di tengah teriknya matahari di depan kantor walikota. Akibatnya, dia sempat mengalami trauma. Dia malu dilihat banyak orang termasuk temanya yang lewat. Saya yang di telpon sebagai orang tua marah dan langsung datang menjemput anak saya yang sedang dijemur. Naamun seperti binatang beberapa oknum satpol PP kembali menarik anak saya sambil berteriak seperti orang gila kronis,” bebernya,
Dampak berikutnya dikatakan Muliadi anaknya mengalami traumatis dengan kejadian itu, dan akhirnuabmemutuskan berhenti sekolah hingga saat ini.
“Oleh karena itu dengan kejadian ini, sudah saatnya Kepala Satpol PP Kotamobagu Sahaya Mokoginta,” tutupnya, (jun)