BERITATOTABUAN.COM, BOLTIM – Sebanyak 13 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), dua bulan terakhir. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim Eko Marsidi mengatakan, berdasarkan penelitian langsung, munculnya kasus DBD dipicu bebebrapa faktor diantaranya tampungan air yang menjadi tempat jentik nyamuk Aedes aegypti. “Berdasarkan penelitian kita dapati jentik nyamuk di air yang tertampung dalam ban bekas dan tampungan air. Harusnya, untuk menghindari DBD kita harus hindari endapan air,” tuturnya.
Apalagi menurutnya, curah hujan yang meningkat belakangan bisa menjadi pemicu berkembang biaknya namun jenis Aedes aegypti. “Lingkungan harus bersih, budayakan menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas serta menggunakan antinyamuk,” terangnya.
Lanjutnya, memberantas DBD tidak hanya dengan langkah fogging, melainkan pro aktif warga dalam menjaga lingkungan yang sehat. “Dalam kasus DBD tahun ini, ada satu keluarga berjumlah empat orang ditambah dua tetangga, sekaligus terserang DBD, tepatnya warga Desa Lanud, sehingga kita lalukan fogging menyeluruh. Sehingga, yang informasikan Bongkudai darurat DBD itu tidak benar, apalagi langkah cepat langsung kita lakukan saat adanya kasus DBD,” urainya.
Ia menambahkan, penderita yang terserang DBD hinga saat ini belum ada yang meninggal dunia. “Semua dilakukan dengan langkah cepat. Sehingga, hingga kini belum ada yang meninggal dunia,” tutupnya. (mg3/Mon77)
Jumlah kasus DBD Januari hingga Februari
Puskesmas Modayag : 8 kasus
Puskesmas Modayag Barat : 4 kasus
Puskesmas Mooat : 1 kasus
Sumber : Dinkes Boltim