BERITATOTABUAN.COM, BOLTIM– Penderita sakit jiwa di Boltim, nampaknya mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun menyebutkan, 2016 jumlah warga sakit jiwa hanya pada angka 56 orang, sedangkan 2017 bertambah 11 orang sehingga menjadi 67 warga sakit jiwa selang dua tahun terakhir. (Selengkapnya lihat grafis)
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Wabah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sammy Rarung mengatakan, beberapa kecamatan mengalami penurunan jumlah warga sakit jiwa, sementara yang lain mengalami peningkatan. “Seperti Kecamatan Modayag dan Nuangan grafik jumlah penderita sakit jiwa turun. Sedangakan Kecamatan Modayag Barat, Mooat dan Tutuyan naik,” urainya.
Terpisah, Kepala Dinkes Eko Marsidi menuturkan, setiap penderita sakit jiwa mendapat perawatan gratis dari pemerintah daerah. “Awalnya ditangani oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di wilayah. Jika perlu penanganan khusus tentu dirujuk ke Rumah Sakit (RS) tipe C hingga dirujuk ke RS Sakit Jiwa Ratumbuisang, Manado,” terangnya.
Ia menjelaskan, setiap orang memiliki potensi sakit jiwa, apalagi pola berfikir berlebihan hingga berprilaku yang tidak biasanya seperti orang kebanyakan. “Depresi atau stres, dilanda rasa cemas berlebihan bisa jadi salah satu pemicu. Semua punya potensi gangguan jiwa,” jelasnya.
Ditambahnya, cara mengatasi gangguan jiwa adalah berfikir positif. “Semua masalah bisa teratasi asalkan kita berfikir positif dan rasional,” tukasnya. (mg3/Mon77)
Jumlah warga sakit jiwa di Boltim
Kecamatan Tutuyan:
2016 = 13
2017 = 16
Kecamatan Nuangan
2016 = 10
2017 = 9
Kecamatan Mooat
2016 = 12
2017 = 18
Kecamatan Modayag
2016 = 21
2017 = 20