Petani Mengeluh Harga Cengkeh Merosot

Petani Mengeluh Harga Cengkeh MerosotBERITATOTABUAN.COM, BOLTIM – Bukannya mendatangkan kebahagiaan saat musim panen, para petani mengeluh harga cengkeh merosot tajam saat ini. Hal tersebut datang dari wilayah Desa Modayag, dimana, Hendri Mamonto mengaku kalau dirinya merasa keberatan dengan jatuhnya harga cengkeh yang saat ini kian menurun. “Tidak seperti waktu pertana penjualan,  awal-awalnya Rp100 ribu per Kilo gram (Kg), kenapa saat sudah banyak yang menjual tiba-tiba turun,” terangnya.
Kepala Plh Dinas Perdagangan dan Koperasi (Desperindagkop) Mulyadi ketika dikonfirmasi mengakui adanya penurunan harga cengkeh tersebut. “Diawalnya sampai Rp130 ribu per kg tapi kini turun menjadi Rp98 ribu hingga Rp93 ribu. Selain itu masyarakat sudah ada yang menjual cingkeh sebelum masa panen atau cingkeh tersebut masih di pohon,” ungkapnya.
Lanjutnya, sasaran penjualan cingkeh masih di wilayah Kotamobagu dan Manado. “Para petani sudah menjual langsung di Kotamobagu dan Manado. Tapi harganya sama. Apalagi saat ini memang sedang panen raya,” tuturnya.
Mulyadi menambahkan, lebih baik disimpan dulu cingkeh. “Memang saat ini harga Rp98 ribu itu masih normal. Jika dia sudah mencapai Rp60 ribu ke bawah baru hal tersebut dianggap merugikan petani. Tapi tergantung petani apakah langsung menjual atau menyimpan. Saat ini sasaran cingkeh masih berada di wilayah Kediri dan Surabaya,” tuturnya.
“Saat ini juga Boltim belum memiliki gudang penyimpanan cingkeh. Dan itu semua kabupaten di BMR. Konsepnya jika sudah ada gudang bisa mampu menyimpan cingkeh,” tambah Mulyadi.
Terpisah salah satu warga di Tutuyan mengakui saat ini harga cingkeh turun. “Awalnya bisa sampai Rp100 ribu dan kini tinggal Rp93 ribu,” tutupnya. (Mon77)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.