Bisnis Meubel di Kotamobagu Masih Tetap Menjamin Ekonomi

 

Toko meubel milik Joko Sanjaya

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Melihat persaingan macam-macam produk yang dipasarkan di wilayah perkotaan sepeti di Kotamobagu namun bisnis meubel masih tetap menjamin ekonomi para pelaku usaha dibidang teknik kayu. Joko Sanjaya, warga Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat, salah satu pengusaha meubel mampu membaca kebutuhan pasar ditengah ketatnya kompetensi dunia bisnis.

Menurutnya, posisi usaha meubel ditengah persaingan pasar masih sangat strategis sebab para pelanggan sepanjang masih memiliki tempat tinggal yakni rumah, maka perabotan seperti kursi Garuda dan jenis lainnya tetap akan diincar dan dibeli. “Jadi sampai kapanpun menurut saya usaha ini tetap akan bertahan kecuali orang-orang tidak lagi duduk dikursi alias melantai, barang ini tetap bernilai, apalagi di Kotamobagu usaha seperti ini masih dibilang belum banyak, tambah lagi kalau model kursi mengikuti tren kekinian sudah pasti pelanggan akan tertarik membelinya, ujar Joko, Selasa (30/10/2018).

Kata Joko lagi, usaha tersebut dibangun sejak dua tahun lalu dan dibantu oleh tiga orang tenaga kerjanya. “Saya dibantu tiga orang tenaga kerja yang tidak lain adalah sebirman dengan saya juga supaya lebih fokus mengembangkan usaha ini, karena bantuan mereka bisa memproduksi 4-5 perabotan dengan harga jual Rp 15.000.000 juta per hari, kalau harga satu stel kursi berfariasi ada yang Rp 2.500.000, Rp 3.000.000 sampai Rp 5.000.000, tergantung dari ukiran bentuk kursi, kalau yang paling sulit itu yang paling mahal,” ujarnya.

Untuk pemasaran lanjut Joko, selain kerja sama dengan toko-toko di Kotamobagu sering juga dipasarkan diseputaran Bolaang Mongondow Raya (BMR). “Namin demikian, kita tetap berharap adanya sentuhan dari pemerintah dalam rangka memajukan usaha kita ini,” harapnya.

Sementara, Pemerintah Kotamobagu melalui Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker), Fadlun Paputungan, merespon postif terkait hal itu.  “Industri meubel masih cukup bagus pasarannya, kami tetap akan berupaya mengembangkan industri meubel di Kotamobagu karena salah satu komoditi unggulan ekspor adalah industri meubel,” ujar Fadlun. (febri limbanon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.