Jual Kabela, Yeti Mampu Sekolahkan 4 Anak Hingga Sarjana

 

Yeti, Penjual Kabela yang mampu sekolahkan anak hingga Sarjana

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Kabela adalah produk adat khas Mongondow yang digunakan dalam kegiatan kebudayaan adat daerah Mongondow, seperti tarian Kabela penjemputan tamu besar, Pesta dan acara-acara lain di bumi Totabuan ini. Soal ini, dimanfaatkan pensiunan PNS yakni Hj Yeti Mokoginta, warga Kelurahan Biga, Kecamatan Kotamobagu Utara, untuk dijadikan usaha kerajinan tangan membuat Kotak Kabela dan alat perangkat adat tersebut yang siap dipasarkan.

Menurut Yeti, usaha tersebut awalnya dicetus oleh neneknya, kemudian diteruskan oleh keluarganya hingga anak-anaknya mulai tahun 1987, sejak itu ia masih diamanahkan sebagai Ketua Unit Darma Wanita. “Tahun 87 itu Kabela yang saya buat belum diproduksi untuk di jual, nanti pada tahun 1990 baru kemudian sudah mulai produksi, siap dipasarkan ke mana saja dan bisa bertahan hingga sekarang ini, justru hasil penjualan Kabela ini yang menopang biaya sekolah 4 anak saya sampai sarjana hingga sudah menjadi ASN saat ini,” ujar Yeti kepada beritatotabuan.com, Senin (21/01/2018).

Sambungya, untuk penjualan hasil produksi cukup laris, karena dijual tidak hanya di daerah sendiri, karena pemesannya sampai di Jakarta hingga ke luar negeri yakni Filipina. “Produksi Kotak Kabela per bulan saya bisa hasilkan 200 Kotak. Ada 4 jenis, yakni mulai dari ukuran paling kecil 4×8 cm Rp 25 ribu, ukuran sedang 12×8 Rp 150 ribu, yang besar 22×13 Rp 600 ribu, yang paling besar ukuran super 30×20 Rp 1 Juta, bahan baku dari pelepah rumbia, manik-manik, kain tetron dan laborces,” jelasnya.

Selain itu lanjut Yeti, sebagai bahan pelengkap alat perangkat adat lainnya, ia juga menyediakan Kipas, Lapi-Lapi, Gantungan Kunci, Hamsei dan Payung adat. Ia menyebutkan menggunakan 7 orang tenaga kerja yang digaji sesuai orderan. “Saya berharap kedepan nanti usaha seperti ini tidak hanya dimanfaatkan untuk mencari profit semata, tetapi dengan usaha ini mampu mengangkat dan melestarikan alat adat khas Mongondow supaya tidak punah, dan didik dan latih anak-anak kita sebagai generasi yang bisa melanjutkan kerajinan tangan untuk membuat perangkat peralatan adat Mongomdow,” harapnya. (febri limbanon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.