BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Bisnis jual jamu, Suprihatin, warga Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, mulai ditekuni sejak tahun 1985 hingga saat ini. Nampaknya usaha ini berjalan lancar dan menjadi tolak ukur untuk menghidupi kebutuhan keluarganya hingga sukses menyekolahkan 3 anaknya. “Dari dulu sampai sekarang ini usaha saya hanya jualan jamu, awalnya saya gendong keliling jamu ini, hasilnya saya tabung untuk biaya sekolah anak saya, saya sekolahkan semua 3 anak, 2 anak saya yang laki, ketika lulus SMA langsung ikut seleksi sebagai Polisi Negara, dan keduanya tembus, yang satunya anak perempuan dikuliahkan di bidang Kesehatan, saat ini sudah kerja sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu, Alhamdulillah saya sangat bersyukur,” kata Suprihatin, kepada beritatotabuan.com, Rabu (23/01/2019).
Meski begitu, kata Suprihatin, dirinya tetap menjalankan usahanya sebagai penjual jamu sebab dengan usaha tersebut yang membawa kesuksesan anak-anaknya. “Sampai sekarang saya masih gendong jamu kok, tapi gak lagi full seharian gendong keliling, karena saya suda buka kios jamu, pagi saya gendong jamu untuk dijual di area pasar Serasi dan 23 Maret, saat masuk siang sebelum sholat Djuhur saya harus istirahat dan melanjutkan jualan di kios hingga sore menjelang petang,” ujarnya.
Masih menurut Suprihatin, jamu yang dijualnya sangat berhasiat yang luar biasa yang di pesan langsung dari Jawa Solo, pabrikannya dari PT Sabdo Palon. “Ada beberapa jenis jamu ini, ada Kunyit Asam, Jamu Anak Sehat, Jamu Batuk Berdahak, Jamu Nifas, Tolak Angin Cair, Jamu Rempah Mentah, Jamu Kuat Tenaga, Tongkat Ajaib, Tembulawak, Rumput Patimah, Macan Kuat Tenaga Pria, Jamu Wanita Keputihan, Jamu Komplit Sehat Pria, Jamu Lancar Haid dan Jamu Gemuk Sehat. Ini semua saya jual dengan harga berbeda-beda, mulai Rp 2.500, Rp 2.000, Rp 4.000, Rp 5.000 dan Rp 7.000 per sachet, ” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, kalau dibeli dan di bawa pulang harganya per sachet seperti disebutkan itu, tetapi kalau diminum langsung harganya Rp 10.000 per sachet. “Dari hasil yang saya jual, setiap hari dapat untung Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu. Untuk modal usaha ini saya harus mengeluar Rp 1,5 Juta hingga Rp 2 Juta setiap habis bahan,” ungkapnya. (febri limbanon)