BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kotamobagu Sitti Rafiqa Bora SE mengatakan kalau proses traficcking atau perdagangan manusia di Sulawesi Utara sudah sangat parah dan memprihatinkan. Bahkan, menurutnya, dari data yang diperoleh mereka, Papua merupakan salah satu lokasi tempat pengiriman korban traficcking di Sulut.
“Ini bukan lagi menjadi rahasia umum, sesuai data yang ada paling banyak perdagangan manusia itu mereka mengirimnya ke Papua,” ujar Rafiqa disela-sela kegiatan Uji Publik Penyempurnaan Perda Trafficking, Kamis (15/03/2018) siang tadi.
Namun demikian, khusus untuk Kotamobagu Rafiqa mengatakan kalau kasus trafficking tersebut belum pernah masuk dalam laporan mereka. “Sampai saat ini Dinas P3A belum ada laporan masuk mengenai permasalahan tersebut dibandingkan dengan daerah tentangga kita. tetapi di Kota ini muda-mudahan bisa lebih terjaga, supaya jangan sampai terjadi hal seperti demikian, apalagi sekarang Polres dan Linmas sudah sangat sigap dan cepat tanggap untuk merespon masalah seperti itu,” jelasnya.
Soal uji public Perda Trafficking di Kotamobagu, Rafiqa mengatakan kalau dirinya merasa beryukur daerahnya dijadikan lokasi untuk uji public Perda yang dikeluarkan oleh Pemprov Sulut tersebut. “Saya merasa bersyukur kegiatan pembahasan pencegahan dan pemberantasan perdagangan manusia dibuat di Kotamobagu, dan muda-mudahan untuk penyempurnaan peraturan daerah ini bisa lebih menyentuh lagi untuk kepentingan masyarakat,” paparnya. (febri limbanon)