BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Walikota Kotamobagu Ir Hj Tatong Bara, Selasa (19/11/2019) siang tadi menerima langsung penghargaan Swasti Saba Wiwerda, yakni penghargaan sebagai Kota sehat Nasional, langsung dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Usai menerima penghargaan tersebut, Walikota mengatakan kalau prestasi yang dicapainya itu, merupakan bukti sinergitas antara masyarakat dan pemerintah, untuk terus menjaga factor-gaktor kesehatan lingkungan di daerah yang dipimpinnya. “Kepada seluruh lapisan masyarakat Kotamobagu, terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi dan dukungan selama ini, sehingga Kotamobagu kembali menerima penghargaan ini dengan status naik satu tingkat dari sebelumnya,” ucap Tatong.
Kepada Dinas Kesehatan Kotamobagu selaku instansi teknis terkait, Tatong pun memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi, terkait dengan seluruh program kesehatan lingkungan, yang selama ini berjalan cukup maksimal. “Kita pemerintah akan terus melakukan pembenahan, agar lingkungan kita bisa selaras dengan criteria kesehatan nasional, sehingga peghargaan seperti ini bisa terus dipertahankan kedepan,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu Ahmad Yani Umar mengatakan, untuk bisa menerima penghargaan Swasti Saba Wiwerda, terdapat 4 indikator penilaian dari pemerintah pusat. “Empat indicator itu yang pertama adalah tatanan permukiman sarana dan prasarana sehat, dimana yang dinilai untuk indicator itu adalah keberadaan sarana pengolahan sampah yang sangat baik yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA), adanya sarana sekolah sehat yang sudah juara tingkat nasional, hutan kota, pengelolaan pasar yang baik, dan penyediaan air bersih yang baik di tempat umum,” ungkap Yani.
Untuk indicator kedua, Yani menjelaskan tatanan industry dan perkantoran sehat menjadi salah satu penilaian, “Dimana untuk bisa mendapatkan indicator itu, penilaian yang diambil antara lain, yakni adanya industry rumahan (home industry) yang sehat, seperti industri kopi di bilalang, industri yang ramah lingkungan dan sampah plastik yaitu industri sapu ijuk di sia, serta kawasan perkantoran sehat yang terletak di komplek kantor SKPD Kelurahan Mogolaing,” tambahnya.
Selanjutnya, masih kata Yani, tatanan ketahanan pangan dan gizi ikut dinilai, dimana indikator penilaian tersebut adalah, meningkatnya produksi pangan kotamobagu, tersedianya cadangan pangan dan lumbung pangan di masyarakat, dan kasus gizi buruk menurun. “Untuk penilaian keempat adalah tatanan kehidupan masyarakat sehat dan mandiri, dimana indikator penilaiannya adalah gerakan penanaman pohon, posyandu aktif, posbindu aktif, desa siaga, dan adanya larangan merokok di tempat public seperti di kompleks perkantoran maupun rumah sakit,” jelasnya. (jun)