BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Menjelang perayaan besar keagamaan Hari Raya Natal dan Tahun 2024, permintaan daging Babi (B2) kian meningkat, tak terkecuali untuk Kota Kotamobagu.
Namun, nyatanya saat ini di Sulawesi Utara termasuk Kota Kotamobagu tengah menghadapi kekurangan stok hewan babi.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan (Distankan) Kota Kotamobagu, Bobbi Damopolii pun buka suara terkait kekurangan stok hewan babi.
Ia mengungkapkan, kekurangan stok hewan B2 dikarenakan wabah virus African Swine Fever (ASF).
“Akibat virus ASF, banyak peternak kehilangan hewan ternak mereka sehingga berdampak pada tempat pemotongan hewan Babi di Kotamobagu, dari empat lokasi tinggal satu yang beroperasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, terdapat gejala awal virus ASF, yakni timbul bintik merah hingga biru di tubuh Babi yang menyebar cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
“Di Kelurahan Tumobui misalnya, tiap minggunya kurang lebih 40 ekor Babi mati akibat terserang virus ASF,” ungkapnya.
Dalam mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pun bakal mendatangkan stok hewan B2 dari Pulau Bali agar stok menjelang Natal dan Tahun Baru terpenuhi.
“Informasi kami peroleh, Pemprov Sulut telah berkerja sama dengan pengusaha di Pulau Bali untuk mendatangkan 750 ekor hewan Babi B2 guna memenuhi kebutuhan saudara kita yang akan merayakan natal dan tahun baru di wilayah Kotamobagu dan Sulawesi Utara umumnya,” tutupnya.***