Ternak Ayam Bangkok Peluang Besar Mengatasi Pengangguran

Bagikan Artikel Ini:

 

Koleksi ayam bangkok milik peternak Wawan Limbanon

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Ayam bangkok adalah jenis ayam yang terkenal banyak diminati para penghobi kontes ayam laga, salah satunya Wandri Hadrianto Limbanon, sapaan akrab Wawan, pemilik ternak ayam bangkok yang dijadikannya lahan bisnis untuk dijual sebagai penunjang ekonominya.

Ia mengaku sudah 4 tahun usaha tersebut ditekuninya, meski jenis ayam bangkok hingga saat ini sangat dilarang petugas kepolisian untuk dijadikan aduan tetapi menurut Wawan, ayam yang nantinya telah dijualnya entah dijadikan para pembeli sebagai ayam untuk di adu atau hanya sebagai objek menyalurkan hobi saja, namun itu tidak penting baginya sebab ayam yang dipeliharanya sudah dijadikannya sebagai lahan bisnis karena hasil penjualan yang bisa menopang ekonominya. “Saya pelihara ayam bangkok sudah 4 tahun, saat ini ternak yang saya jual tidak ada yang tidak laku, kalau ada yang siap dijual sudah pasti laku cepat karena didukung dengan kualitas ternak yang bagus, dalam bulan ini saja ada 5 ekor sudah terjual dan hasilnya saya dapat Rp 2 juta, belum lagi akan menyusul anakan bangkok lainya yang tidak lama lagi sudah bisa dijual,” kata Wawan, Jumat (24/08/2018).

Setiap yang laku terjual kata Wawan, sudah pasti disisahkan keturunannya karena akan disiapkan dijual nanti dan begitu pula seterusnya, itulah tips peternak. “Kalau omzet saya masih relatif karena harga yang berfarian, mulai dari ayam muda Rp 300-500 ribu per ekor dan ayam umur satu tahun ke atas dan kualitasnya bagus sudah pasti harganya bagus, ada yang Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta bahkan lebih untuk per ekornya, dan biasanya saya menjual ayam dalam sebulan 3 sampai 5 ekor dengan harga yang bisa menopang ekonomi keluarga,” terangnya.

Namun dari bisnis yang ia jalani kata dia sering kali saudaranya yang berasal dari warga Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat, mengirim anakan ayam kepadanya yang diambil dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yakni Manado, ayam tersebut dipelihara sehingga menjadi banyak dan dijual, kemudian hasilnya dibagi dua, “kalau ayam milik saya sendiri berjumlah 50 ekor sudah termasuk yang muda dan umur satu tahun ke atas, ditambah dengan jumlah ternak milik saudara saya Ipeng Tatengkeng, maka jumlahnya mencapai ratusan,” akunya. (febri limbanon)

author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.