Wali Kota dan Wawali Kotamobagu Dorong Penuntasan Masalah Anak Tidak Sekolah, Targetkan 900 ATS Kembali Bersekolah

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU — Wali Kota Kotamobagu, dr. Weny Gaib, Sp.M., bersama Wakil Wali Kota Rendy Virgiawan Mangkat, S.H., M.H., menegaskan komitmen Pemerintah Kota untuk menuntaskan persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayahnya. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Sosialisasi dan Verifikasi Data Anak Tidak Sekolah (ATS) yang digelar oleh Dinas Pendidikan di Aula Kantor Wali Kota Kotamobagu, Kamis (30/10/2025).

Dalam arahannya, Wali Kota menekankan pentingnya sinergi seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, dinas pendidikan, hingga perangkat desa dan kelurahan, untuk memastikan setiap anak di Kotamobagu memperoleh hak pendidikan yang layak.

“Masalah anak tidak sekolah adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah daerah berkomitmen penuh agar tidak ada satu pun anak di Kotamobagu yang tertinggal dari akses pendidikan,” ujar Wali Kota.

Senada dengan itu, Wakil Wali Kota Rendy Virgiawan Mangkat menambahkan bahwa Pemkot akan terus memperkuat program pemberdayaan dan pendidikan kesetaraan agar anak-anak yang putus sekolah bisa kembali menempuh pendidikan formal maupun nonformal.

“Melalui kerja sama dengan PKBM dan SKB, kami ingin memastikan anak-anak yang putus sekolah mendapatkan kesempatan kedua untuk belajar dan memiliki keterampilan,” ujar Rendy.

Kepala Dinas Pendidikan Kotamobagu, Sutomo Mokoginta, melaporkan bahwa saat ini terdapat sekitar 900 anak yang masuk dalam kategori ATS, terdiri dari anak yang tidak pernah sekolah, tidak melanjutkan sekolah, dan putus sekolah (D.O).

“Setelah kegiatan ini, kami akan arahkan anak-anak tersebut ke lembaga pendidikan kesetaraan, baik melalui PKBM maupun SKB. Mereka bebas memilih sesuai kenyamanan dan lokasi tempat tinggalnya,” jelas Sutomo.

Diketahui, di Kota Kotamobagu terdapat empat PKBM aktif—yakni PKBM Handiani, PKBM Oruman, PKBM Pesmar, dan PKBM Supamaju—serta satu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang dikelola pemerintah daerah.

Sementara itu, narasumber kegiatan, Putri Damayanti Potabuga, S.IP., M.Si., menyoroti pentingnya mengintegrasikan pendidikan kesetaraan dengan program pelatihan keterampilan dan peluang kerja hijau (green jobs).

“Saya mendorong agar anak-anak putus sekolah tidak hanya kembali belajar, tetapi juga diarahkan pada pelatihan keterampilan yang relevan, seperti menjahit, tata rias, dan manajemen sampah berbasis rumah tangga,” ungkapnya.

Ia juga memperkenalkan program “Manajemen Sampah Berbasis Rumah Tangga” yang akan dijalankan sebagai proyek percontohan di beberapa kelurahan dan desa, guna membentuk masyarakat yang peduli lingkungan.

Kegiatan ini menjadi langkah konkret Pemerintah Kota Kotamobagu dalam menekan angka ATS sekaligus membuka peluang bagi peningkatan keterampilan masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor antara Dinas Pendidikan, SKB, PKBM, serta pemerintah desa dan kelurahan.***

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses