BERITATOTABUAN.COM, KOAMOBAGU – Sejumlah warga Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara, melakukan aksi damai dan membawa karot untuk menyegel secara simbolis kantor Kelurahan tersebut.
Menrut penuturan salah seorang warga, aksi itu dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan kinerja yang dilakukan oleh Lurah Upai Ridwan Mokoagow selama ini. “Yang pertama Lurah Upai sudah jarang hadir dalam hajatan kemasyarakatan, serta telah mempermalukan salah seorang warganya dengan melaporkan bahwa salah satu warganya tidak membayar pajak, sementara pajak tersebut telah disetor ke Bank yang ditunjuk 2 pekan lalu,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Kelurahan Upai, yang namanya enggan dipublikasi.
Dirinya menambahkan kalau kinerja Lurah tersebut diperparah dengan tidak munculnya Lurah pada 3 hajat kematian berturut-turut belakangan. “Warga sudah datang melapor ke rumahnya untuk ajat kematian ini, tetapi yang bersangkutan tidak ada di rumah. Selain itu, sudah 4 hari ini, dirinya (Lurah Upai.red), tidak berkantor di Kelurahan, tapi hanya berdiam di Kantor Kecamatan, menyebabkan terhambatnya pelayanan ke masyarakat di wilayah ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Upai Ridwa Mokoagow ketika dikonfirmasi membenarkan kalau beberpaa hari belakangan, dirinya hanya berada di Kantor Kecamatan. “Kejadiannya berawal Senin sore, ada warga yang datang ke rumah saya dan mengamuk, terkait persoalan pajak, yang kita tanyakan apakah sudah membayar atau belum. Harusnya kan kalau sudah membayar tidak perlu mengamuk seperti itu, cukup menjelaskan dan menunjukkan bukti pembayaran saja. Dari kejadian itu, saya ingin menjaga keamanan dan kenyamanan keluarga saya, sehingga beberapa hari ini, saya hanya berada di Kantor Kecamatan. Kejadian ini juga sudah saya laporkan ke pimpinan hingga ke Bapak Wakil Walikota,” ungkap Ridwan.
Soal pelayanan, Ridwa menegaskan kalau Kantor Kelurahan Upai, tetap memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan. “Selama 2 hari belakangan ini ada beberapa dokumen yang tetap saya tandatangani. Prinsipnya, pelayanan tetap dijalankan. Namun, untuk menjaga terjadinya konflik bahkan hingga ke kontak fisik, serta untuk kenyamanan keluarga saya, maka saya memilih untuk berada di Kantor Kecamatan dulu sementara waktu, sambil menunggu perintas atasan,” tambahnya.
Soal ketidakhadiran di sejumla hajat beberapa waktu belakangan, Ridwan mengatakan kalau dirinya telah mendelegasikan hal tersebut ke perangkat Kelurahan. “Sudah didelegasikan ke perangkat Kelurahan ketika pada pelaksanaan hajat saya tidak berkesempatan hadir. Sebab, beberapa waktu belakangan memang kita sering berada di Kantr Walikota, untuk evaluasi PAD di Kelurahan,” paparnya. (jun)