Djelantik, Pengabdian Tiada Henti

Djelantik Mokodompit saat melakukan panen raya,
Djelantik Mokodompit saat melakukan panen raya,

Siapa yang tak kenal dengan nama Djelantik Mokodompit. Politisi kawakan yang telah malang melintang dalam pentas perpolitikan daerah maupun nasional ini, Rabu (10/09/2014) kembali dikukuhkan sebagi Wakil Ketua DPRD Kota Kotamobagu periode 2014-2019.

‘Turun tahta’, mungkin itu pandangan segelintir orang, yang agak ‘genit’ melontarkan cemoohan mereka, melihat sepak terjang sang ‘Uyo’ (sebutan akrab Djelantik).
Namun, sebelum mengambil kesimpulan demikian. Kiranya akan lebih objektif, jika kita melihat siapa sebenarnya, politisi senior Partai Golkar ini lebih dekat.

Mengawali karir di bidang koperasi, Djelantik sebenarnya hanyalah orang biasa, yang awalnya, bukan menjadi ‘ancaman’ bagi tokoh serta elite politik di Sulut, maupun Bolmong Raya. Namun, talenta politik yang dimiliki Papa Raski, begitu dia disapa, rupanya membawa dirinya berhasil menjajaki karir sebagai legislator. Tidak dari daerah, namun begitu masuk ke Partai Golkar, nama Djelantik tiba-tiba melejit, ketika dirinya berhasil menduduki kursi sebagai Anggota DPR RI di tahun 1999-2004.

Tidak berhenti sampai disitu, ketika pesta demokrasi digelar lagi tahun 2004, ketokohan Djelantik yang kian mengakar di Sulut, khususnya Bolmong Raya, rupanya kembali menghantar dirinya, sebagai legislator terpilih tahun 2004-2009.
Meski demikian, tidak hanya kemenangan yang pernah dirasakan olehnya. Betapa tidak, 2 kali menelan ‘pil pahit’ kekalahan dalam perebutan kursi top eksekutif di Kabupaten Bolmong, melawan Marlina Moha Siahaan, rupanya tak membuat ketokohan Djelantik meredup. Lebih dari itu, kekalahan itu baginya rupanya hanya dianggap sebagai dinamika, serta tantangan untuk lebih maju kedepan.
Hasilnya, tahun 2008 mantan Bendahara Syarikat Islam (SI) Sulut ini, berhasil menduduki top eksekutif di Kota Kotamobagu.
Memimpin Kotamobagu selama 5 tahun, bukan perkara mudah. Pasalnya, daerah yang baru dimekarkan dari induknya Kabupaten Bolmong ini, saat  itu masih harus banyak melakukan pembenahan. Meski demikian, tanggung jawab yang telah diembankan rakyat  kala itu ke Djelantik, rupanya membuat dirinya tak patah semangat, untuk membangun Kotamobagu.

Pembangunan infrastruktur berkelanjutan, terlebih dalam hal fasilitas sarana dan prasarana umum, berupa jalan dan jembatan, berhasil dibawah ‘tangan dingin’ Djelantik.

Djelantik Mokodompit saat memberikan beasiswa ke sejumlah siswa di Kotamobagu.
Djelantik Mokodompit saat memberikan beasiswa ke sejumlah siswa di Kotamobagu.

Tidak hanya itu, fasilitas pendidikan terutama yang formal pun tak luput dari perhatian dirinya. Hasilnya, saat ini hampir tak ada sekolah dibawah naungan Pemkot Kotamoabagu, yang rusak berat, menyusul proses rehabilitasi bangunan serta fasilitas di hampir seluruh sekolah di Kotamobagu.

Bahkan, dibawah kepemimpinan Djelantik, supremasi Kota terbersih se Indonesia, berhasil disandang oleh Kotamobagu, dengan memboyong piala Adipura selama 2 tahun berturut-turut.
Namun demikian, kerja nyata yang dilakukan oleh Djelantik, rupanya ‘kalah’ dengan gerakan massif politik saat Pilwako Kotamobagu tahun 2013 silam dihelat. Hasilnya, Djelantik kembali menelan pil pahit kekalahan.
Menariknya, bukannya mundur dari dunia politik yang hampir tuntas dilakoni oleh dirinya, Djelantik dengan tiba-tiba dan mencengangkan mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Kota Kotamobagu, saat tahapan Pemilihan Legislatf (Pileg) mulai berjalan pertengahan 2013 lalu. Sudah bisa ditebak hasilnya, Djelantik kembali mengokohkan eksitensinya sebagai poltisi dengan kembali meraih kursi legislatif di DPRD Kotamobagu. Lantas, apa sebenarnya motivasi Djelantik untuk terus bergelut dalam politik?
“Politik itu pengabdian. Dan untuk Kotamobagu masih ada tugas pengabdian yang harus saya tuntaskan,” ujar Djelantik, saat bersua dengannya beberapa hari menjelang pelantikan DPRD Kotamobagu.
Masih menurut Djelantik, jika dulu ketika dirinya menjabat Walikota Kotamobagu, dia diawasi oleh DPRD Kotamobagu, maka saat ini Djelantik akan mengawasi pemerintahan yang tengah berjalan dibawah kepemimpinan Ir Tatong Bara dan Jainuddin Damopolii.
“Saatnya kita mengawasi pemerintahan yang berjalan, agar kesejahteraan rakyat lebih baik lagi kedepan,” tutupnya. (*/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.