BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Tidak ditetapkannya pasangan Elly Engelbert Lasut (E2L)-David Bobihoe sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut, dinilai merupakan upaya penjegalan terhadap cita-cita masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR), menjadikan daerah ini sebagai wilayah otonom baru setingkat Provinsi.
Ini dikatakan Ketua LSM LPKEL Reformasi, Effendy Abdul Kadir, seraya menuding, kalau skenario pengguguran E2L-David Bobihoe dimainkan oleh aktor yang tidak ingin provinsi BMR terbentuk.
“Saya memiliki dugaan kuat, kalau ini dimainkan oleh elite politik yang memang tidak ingin provinsi BMR terbentuk,” ujar Effendy.
Dugaan Effendy tersebut menurutnya memiliki dasar, sebab hingga saat ini hanya pasangan E2L-David Bobihoe yang begitu getol menjanjikan akan memperjuangkan provinsi BMR, ketika mereka terpilih nanti.
“Setiap turun sosialisasi pak David selalu mengaungkan soal Provinsi BMR itu. Makanya, ada ketakutan dari sekelompok elite politik, ketika mereka terpilih maka BMR akan terlepas dari Sulut,” ungkapnya.
Dikatakan Effendy, masih banyak elite politik di Sulut, yang belum ikhlas melepas Bolmong Raya sebagai wilayag Provinsi baru.
“Sebab, mereka masih butuh BMR, untuk dimanfaatkan dan dikeruk hasil buminya,” ketusnya.
Effendy pun menegaskan, pengguguran E2L-DB, merupakan bentuk pelecehan kepada rakyat BMR. “Kita sebagai rakyat Bolmong Raya sudah berkali-kali di bodohi. Disaat ada peluang untuk BMR akan terwujud, lagi-lagi kita dicegal,” ujarnya.
Sehingga Effendi mengajak kepada rakyat BMR untuk berfikir objektif dalam memilih dua pasangan calon gubernur yang terdaftar saat ini, yakni Olly Dondokambey – Steven Kandow dan Maya Romatir – Glen Kairupan. “Saya bukan mengajak masyarakat BMR untuk Golput di pilgub, tapi saya hanya meminta rakyat BMR berfikir objektif apakah dua pasangan ini layak kita pilih atau tidak,” tandasnya. (jun)