Gara-Gara Bendera Partai Pendukung Calon Bupati, Warga Bongkudai Dianiaya

Bagikan Artikel Ini:
Bukti Laporan yang dilayangkan Dijuli Agoan, salah seroang warga Bokudai Korban dugaan penganiayaan,

Bukti Laporan yang dilayangkan Dijuli Agoan, salah seroang warga Bokudai Korban dugaan penganiayaan,

BERITATOTABUAN.COM,BOLTIM –  Suhu politik di Kabupaten Bolmong Timur, menjelang hajatan demokrasi yakni Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolmong Timur, agaknya mulai memanas. Betapa tidak, Minggu (06/09/2015) sore tadi, salah satu warga Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat, Rojuli Agoan diduga telah dianiaya hanya karena persoalan bendera partai salah satu pendukung pasangan calon.

Korban Rojuli Agoan saat memberikan keterangan kepada penyidik Unit II Reskrim Polres Bolmong

Korban Rojuli Agoan saat memberikan keterangan kepada penyidik Unit II Reskrim Polres Bolmong

Dalam laporan yang dilayangkan Rojuli ke Mapolres Bolmong bernomor STTLP/738.a/IX/SULUT/RES BM, dikatakan kalau korban diduga kuat dianiaya oleh SM alias Ikin yang merupakan warga desa yang sama.

“Saat itu saya sementara mengobrol dengan salah seorang teman Wawan Mamonto, secara tiba-tiba pelaku saya kaget telah mendapatkan pukulan di bagian pipi kiri oleh SM atau Ikin,” ujar Rojuli dalam laporan tersebut.

Keluar dari ruangan unit II Reskrim Polres Bolmong, kepada beritatotabuan.com, dan sejumlah awak media lainnya, Rojuli menduga kalau penganiayaan tersebut, salah satu pemicunya adalah penurunan bendera PDIP yang dipasang orang tak dikenal di depan rumahnya.

“Bendera itu dipasang beberapa hari lalu, saat saya tidak ada di rumah. Sementara, tadi malam saya sudah melapor ke Kordinator Dusun tim sukses pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Boltim yang diusung PDIP untuk menurunkan bendera tersebut, sebab sebelumnya saya sudah menaikkan bendera PAN di depan rumah,” ucap Rojuli.

Dikatakan Rojuli, laporan tersebut tidak ditindak lanjuti, hingga akhirnya sekitar pukul 11.00 Wita siang tadi, dirinya melihat bendera PDIP itu sudah mulai miring di depanm rumahnya.

“Melihat bendera itu sudah miring, saya berinisiatif untuk menurunkan bendera itu. Ketika sementara menurunkan bendera tersebut, datang salah satu Satgas PDIP dan langsung marah-marah ke saya. Namun itu tidak saya hiraukan. Lagipula saya menurunkan bendera itu dengan baik-baik, dan menaruhnya di samping rumah saya,” jelasnya.

Usai penurunan bendera tersebut. Sore harinya, sekitar pukul 17.30 Wita, dikatakan Rojuli dirinya hendak pergi ke salah seorang teman.

“Namun dijalan berpapasan dengan Wawan Mamonto dan kami mengobrol. Ditengah obrolan itu, saya tiba-tiba menerima pukulan oleh Ikin,” tukasnya. (Sandy Bawoel)

 

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.