BERITATOTABUAN.COM, JAKARTA – Penyebab kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 hingga saat ini terus menyimpang misteri. Pasalnya, kecelakaan pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia itu, jika ditelaah lebih jauh nyaris sama dengan hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 8 Maret 2014 lalu.
Diketahui, Air Asia QZ 8501 dengan tujuan Singapura dari Surabaya itu, hilang kontak tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Juanda.
Dimana, kejadian serupa dialami juga oleh pesawat MH370 yang hilang kontak kurang lebih satu jam setelah lepas landas dari bandara internasional Kuala Lumpur dalam perjalanan menuju Beijing. Menariknya, dua pesawat tersebut sama-sama tidak memberikan sinyal distress sebelum putus kontak dengan menara kontrol.
Salah seorang pakar penerbangan, Peter Stuart Smit menyatakan keheranannya atas hal itu. Padahal menurut Peter pilot sebenarnya harus melakukan kontak lagi apabila memang pesawat itu mengalami masalah.
“Kalaupun pesawat mengalami masalah dengan cuaca, hingga pilot kehilangan control, masih ada sejumlah pertanyaan lain yang perlu dijawab,” ujar Peter.
Dikatakan Peter, tugas seorang pilot dengan prioritas utama adalah menerbangkan pesawat merupakan sesuatu yang ideal.
“Hanya saja, menunda mengirim pesan ke menara kontrol tentang apa yang terjadi dan hanya perlu menekan satu tombol untuk bicara menjadi pertanyaan,” kata Peter.
Peter menambahkan, hanya perlu beberapa detik saja untuk menekan tombol 7700 atau darurat di kotak SSR yang bisa memberitahu menara pengawas tentang masalah yang dialami pesawat itu. Pesawat Airbus 320-200 itu membawa 162 penumpang dan kru di mana sebagian besar penumpang adalah warga negara Indonesia. (src)