Boltim, BT – Konflik internal yang terjadi di tubuh DPC Hanura Kabupaten Bolmong Timur dikatakan oleh Ketua DPC Hanura Boltim, Candra Modeong, merupakan settingan untuk menjebak 3 anggota legislatif (aleg) di partai itu, agar diganti. Untuknya, Candra menyangkan terlibatnya tiga Aleg dalam konflik internal partai itu.
“Mereka tidak sadar konflik ini sengaja diciptakan untuk melakukan PAW kepada ketiganya, ini skenario yang sengaja diciptakan,” ujar Candra kepada beritatotabuan.com, Minggu (23/11/2014).
Settingan gerakan penggulingan ini kata Candra, sudah tercium usai Pemilihan Legislatif (pileg) 2014 lalu, dimana Sekretaris Max Tando dan Noor Asief yang mengaku-ngaku Korwil Bolmong Timur, dari DPD Hanura Sulut, merancang sebuah surat mosi tidak percaya kepadanya, hal ini tidak berhasil karena DPC sangat kuat memproteksi gerakan itu. “Max itu kepentingan Leni masuk di DPR menggantikan Maryam dan Noor Asief berkepentingan menggantikan Saptono, sementara Soon berambisi menggulingkan Umar Mokoapa,” jelasnya.
Konflik internal ini diungkapkan Candra, mereka ciptakan menggunakan peran Idham Mokodompit.
“Idham pun tidak sadar apa yang dilakukannyya,” tambah Candra.
Untuk penonaktifan yang dilakukan oleh Ketua DPD Hanura Sulut, Candra menilai itu tidak sesuai mekanisme, kerana harus di plenokan di tingkat provinsi. “Itu tidak sesuai mekanisme, ada yang mencoba menggembosi ketua DPD,” nilainya.
Saat ini kata Candra, hampir 75 persen pengurus DPC, PAC, Badan Otonom dan Sayap Partai berpihak kepadanya, sehingga upaya penggulingan ini tidak mengganggu mereka, “Hanya 11 orang pengurus dan mengaku kalau mereka sudah mayoritas. Memang partai ini cuma mereka saja yang bekerja,” sindir Candra.
Candra juga menjelaskan bahwa pasca penonaktifan dirinya oleh ketua DPD secara sepihak, Ketua DPD telah ditegur oleh DPP. “Sms Korwil Sulluttenggo, sampaikan ke ketua DPD bahwa tidak ada penggantian ketua DPC sampai pelaksanaan Muscab,” pungkasnya. (jun)