BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Konstruksi bangunan Masjid Raya Baitul Makmur (MRBM) yang dikerjakan oleh PT Tirta Dhea Andoci Pratama untuk tahun 2015 ini, dinilai sarat dengan ketidak beresan, yang ujungnya bisa saja membahayakan.
Hal ini tercermin dari pernyataan Sekretaris Komisi II DPRD Kota Kotamobagu Ir Ishak Sugeha ME, yang mengatakan kalau perancah atau penopang proyek pembangunan masjid dengan design tiga lantai tersebut, hanya ditopang dengan bambu biasa.
“Dalam temuan kami saat melakukan peninjauan stafolding perancah hanya menggunakan bambu, dimana ini seharusnya menggunakan besi agar dapat lebih kuat menahan beban di lantai atas,” ucap Ishak.
Ditambahkan Ishak, perancah model bambu hanya bisa digunakan untuk konstruksi bangunan berlantai dua, sementata untuk MRBM sendiri, merupakan bangunan berlantai tiga yang semestinya memiliki stuktur konstruksi tersendiri.
“Dengan bambu maka konstruksinya bisa lari. Buktinya, yang kami lihat ada lantai yang mulai miring, akibat tidak kuatnya perancah bambu itu menahan beban material di lantai atas,” tambahnya,
Perancah bamboo, dikatakan Ishak memiliki daya elastisitas yang sangat rendah. Dimana, hal ini menurutnya tidak akan kuat menahan beban material yang ada pada lantai diatasnya.
“Jika menggunakan perancah besi, maka semakin tinggi beban material di lantai atas, tentu akan semakin terpancang kedalam perancah tersebut,” paparnya,
Dengan sejumlah temuan tersebut, Ishak mengatakan kalau hal tersebut lebih memperjelas ketidak profesionalan kontraktor,
“Apapun argumentasinya dari pihak kontraktor, jelas ini merupakan ketidak profesionalan kerja yang dilakukan perusahaan. Jelas saja proses pekerjaan tidak bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama,” tutupnya. (jun)