BERITATOTABUAN.COM, ASAHAN.
Dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melaksanakan penanaman pohon secara massal dan serentak di ekosistem gambut dan mangrove secara serentak di Desa Silo Baru, Kecamatan Silo Laut, Kabupaten Asahan, Rabu (7/2).
Menteri LHK, Siti Nurbaya melalui tenaga ahli Menteri LHK bidang manajemen landscape fire, Raffles B Panjaitan menjelaskan bahwa penanaman pohon merupakan upaya konkrit dan strategis dalam mengatasi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati.
“Ketiganya saling terkait dan dinilai sangat mendesak untuk diatasi. Penanaman pohon bukan sekadar solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan polusi udara, tetapi juga sebuah komitmen nyata untuk menjaga keberlanjutan alam. Manusia memiliki tanggungjawab besar sebagai pelindung dan pengemban keseimbangan ekosistem,” ujarnya.
Dirinya mengatakan gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sebagai sentral bagi kehidupan di bumi. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana, pengendalian perubahan iklim, serta menjaga bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Hasanuddin melalui Asisten Ekbang Sekretariat Pemprov Sumut, Agus Tripriyono mengatakan ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia dengan ekosistem gambut seluas 13,9 juta hektar dan mangrove seluas 3,36 juta hektar.
“Kedua ekosistem ini memiliki peran penting dengan memberikan berbagai manfaat nilai instruksi dan fungsi kehidupan seperti penyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas, hingga pemenuhan kebutuhan manusia bernilai ekonomi serta eco-tourism,” katanya.
Senada, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Kepala Sub Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Sumatera Utara dan Riau, Dani Arief Wahyudi, S,HUT, M.A.P, M.Agr mengatakan pada tanggal 2 Februari 2024 lalu, dunia merayakan hari lahan basah.
“Kegiatan yang mengangkat tema Wetlands dan Human Wellbeing memberi penekanan akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan lahan basah guna mendukung kesejahteraan masyarakat sehari-hari,” katanya.
Peringatan hari lahan basah ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan ekosistem gambut dan mangrove.
“Hari lahan basah sedunia ini sejalan dengan visi BRGM untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Dani menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan melibatkan masyarakat untuk menjaga dan memelihara ekosistem gambut dan mangrove.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh KLHL, BRGM, mewakili Pj Gubernur Sumatera Utara, mewakili Ketua DPRD Sumut, Forkopimda Sumatera Utara, Forkopimda Asahan, Forkopimcam, dan tamu undangan lainnya.
(DEDDY)