BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Kinerja Panitia Pemekaran Provinsi Bolaang Mongondow Raya (P3BMR), dinilai seperti pahat. Hal ini dikatakan salah satu warga Bolmong Raya, Suardi ‘Didi’ Musa, saat menghubungi beritatotabuan.com, Rabu (02/09/2015) siang tadi.
“Iya, ibarat pahat yang nanti ketika diketuk baru bergerak,” ujar Didi.
Didi mencoba merefleksi proses perjuangan P3BMR selama ini, yang dinilai olehnya, kinerja mereka naik turun.
“Terakhir yang saya tahu gaung P3BMR ini disuarakan sekitar akhir tahun 2014 oleh panitia. Setelah itu, selang 6-7 bulan belakangan tidak ada lagi suara tentanng pemekaran BMR,” tambahnya.
Anehnya, dikatakan Didi nanti ketika David Bobihoe menyuarakan kembali pemekaran Provinsi BMR, lantas P3BMR seperti kebakaran jenggot.
“Ini kan lucu. Jangan-jangan panitia hanya ingin menjadi pahlawan sendirian, dan tidak membuka ruang bagi orang lain yang ingin ikut memperjuangkan cita-cita seluruh masyarakat Bolmong Raya,” tukasnya.
Dengan demikian, dikatakan Didi dirinya menilai kalau David Bobihoe untuk saat ini bisa dikatakan sebagai palu atau martir yang kemudian menggerakkan kembali P3BMR untuk melanjutkan proses perjuangan pemekaran wilayah itu.
“Iya, suara pak David soal pemekaran Provinsi BMR ini mau tidak mau bisa dilihat dengan fakta yang ada, ternyata menggerakkan kembali perjuangan P3BMR. Maka, bisa disebut kalau David merupakan palu atau martir yang kemudian mengetuk P3BMR yang saya ibaratkan seperti pahat tadi,” kuncinya. (jun)