Proses ujian Computer Assisted Test (CAT) bagi pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kotamobagu telah usai digelar. Hasilnya pun sudah bisa diketahui secara langsung, sebab diumumkan dengan terbuka oleh pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) regional XI di Manado.
Namun, yang paling menarik perhatian dalam ujian CAT itu, adalah nama Dr Harry Agustio Zulhadji. Betapa tidak, dari 701 peserta yang ikut dalam ujian CAT itu, dokter yang masih berusia 26 tahun tersebut, berhasil menempati peringkat pertama dalam hasil ujian yang digelar di kantor BKN Regional XI, dengan capaian ambang batas nilai (passing grade) 392.
Darah birokrat rupanya cukup melekat dalam diri Dr Harry Agustio Zulhadji. Seolah menurun dari ayahnya Saleh Zulhadji yang kini menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotamobagu, Dr Harry begitu dia disapa membuktikan kemampuan dirinya dalam menjawab setiap pertanyaan pada ujian itu.
Namun, asumsi sebagian orang yang mengatakan kalau masuknya Dr Harry sebagai peringkat pertama dalam ujian CAT itu, berkat campur tangan dari ayahnya yang pejabat, agaknya harus dibuang jauh-jauh.
Pasalnya, dari berbagai informasi yang coba digali beritatotabuan.com, pria kelahiran 17 Agustus 1988 ini, memang dari usia belia sudah mengukir prestasi yang gemilang. Lulus dari SDN 1 Kelurahan Gogagoman di tahun 2000, Harry mengawali prestasinya sebagai siswa teladan tingkat nasional, utusan SMP Negeri I Kotamobagu tahun 2002. Beranjak dari ukiran prestasi itu, Harry mulai mengenal sebuah kompetisi dalam dunia akademik.
Dari situ, pemuda ini kembali mengharumkan nama keluarganya dengan menjadi lulusan terbaik pada SMU Binaan Khusus (Binsus) di Manado pada tahun 2006.
Seolah kian menegaskan eksistensi dirinya, Harry kembali menarik perhatian dengan memperoleh nilai tertinggi dalam seleksi masuk pada Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) secara nasional di tahun 2006.
Namun, hal itu tak lantas membuat dirinya berpuas diri. Terbukti, ketika masuk pada Fakultas Kedokteran Unsrat, Harry kembali mencuri perhatian khalayak ramai dengan memperoleh gelar lulusan cum laude (terbaik) di Fakultas yang terbilang sulit untuk lulus tersebut, pada tahun 2010, dengan gelar Sarjana Kedokteran (SKed).
Selanjutnya, dua tahun mengabdi sebagai dokter muda di rumah sakit, Harry lantas mengikuti sertifikasi kedokteran umum di tahun 2013 yang digelar di Bandung.
Disitu, anak sulung dari 3 bersaudara ini, kian mengukuhkan prestasinya yang membanggakan daerah Kotamobagu, dengan memperoleh peringkat ke 3 secara nasional.
Kini, dengan hasil pencapaian passing grade tertinggi, Harry hampir dipastikan akan masuk ke dunia birokrat. Dimana, dalam dunia yang mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat itu, dinilai sesuai dengan jiwa sosial yang dimiliki oleh putra sulung dari Lily S Pontoh, yang memilih menjadi dokter guna melayani warga dalam hal kesehatan. (junaidi)