Protes Kekerasan Terhadap Wartawan di Ambon, Puluhan Jurnalis BMR Lepas Id Card dan Kamera

Aksi melepas Id Card dan Kamera yang dilakukan wartawan Bolmong Raya sebagai bentuk protes atas kekerasan terhadap jurnalis di Kota Ambon

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Aksi kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Kota Ambon, mendapatkan kecaman dari puluhan jurnalis yang ada di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR). Dengan menggelar aksi di Bundaran Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK), puluhan wartawan yang dalam kesehariannya bertugas melakukan peliputan di wilayah Bolaang Mongondow Raya tersebut bahkan ikut melepas id card dan kamera sebagai bentuk protes mereka, atas kekerasan yang terjadi di Ambon beberapa waktu lalu, yang menimpa rekan seprofesi mereka, yang diduga dilakukan oleh salah satu Calon Kepala Daerah (Cakada) di daerah itu.

“Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan dan protes atas kekerasan yang telah terjadi di Ambon kepada rekan kami, yang diduga dilakukan oleh salah satu Calon Gubernur Provinsi Maluku,” ujar Supardi Bado, selaku perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Supardi yang merupakan Pemimpin Redaksi di salah satu Koran terkemuka di Bolmong Raya ini pun mengatakan, kekerasan yang terjadi di Ambon tersebut, merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap profesi jurnalis, yang dalam kesehariannya merupakan penyampai informasi ke masyarakat.

Sementara itu, Abdul Bahri Kobandaha selaku salah satu pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Kotamobagu dan Bolmong, mengatakan kalau tindakan oknum yang telah melakukan kekerasan dan intimidasi terhadap pewarta di Ambon, merupakan bentuk sikap arogansi yang tidak patut ditiru. “Lewat aksi ini kami mendesak agar aparat keamanan bisa menuntaskan kasus tersebut. Kami sebagai jurnalis dalam tugas dilindungi oleh undang-undang, selain itu profesi kami juga merupakan salah satu pilar pembangunan,” imbuh Kobandaha dalam orasinya.

Diketahui, Kamis (29/03/2018) lalu, dua pewarta yang ada di Ambon yakni Abdul Karim Angkotasan selaku ketua AJI Kota Ambon dan Sam Hatuina yang merupakan wartawan di Rakyat Maluku, mendapatkan tindakan kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh salah satu Calon Kepala Daerah di Maluku. Kasus ini pun saat ini tengah diproses oleh aparat penegak hokum yang ada di daerah itu. (mg1/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.