BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Rencana akan masuknya sekitar 11 mini market di Kotamobagu, mendapatkan penolakan keras dari anggota Komisi II DPRD Kota Kotamobagu, Djufri Limbalo SSi.
Kepada beritatotabuan,com, Kamis (19/11/2015) kemarin, politisi PKS yang sudah masuk dua periode di DPRD Kotamobagu itu, mengatakan kalau seharusnya pemerintah lebih memikirkan sector ekonomi riil yang bisa mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
“Daripada mini market tersebut masuk ke Kotamobagu, kenapa tidak masyarakat saja yang kemudian didorong dengan bantuan berupa Kresit Usaha Rakyat (KUR), untuk mengembangkan usaha mereka berupa warung yang berkembang saat ini di Kotamobagu,” ujar Djufri.
Dikatakan olehnya, masuknya mini market di Kotamobagu dipastikan akan menyingkirkan warung-warung kecil milik masyarakat di daerah itu.
“Buktinya, di Manado saat ini kehadiran Alfamart dan Indomaret sudah mematikan usaha warung disana,” tambahnya.
Djufri bahkan mempertanyakan hitung-hitungan pemerintah terkait dengan perputaran ekonomi di daerah itu.
“Kalau hitungan pemerintah dengan masuknya 11 mini market itu akan lebih menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka mari berhitung lagi soal imbas yang akan diterima masyarakat yang usaha warung mereka akan tergerus dan akhirnya bangkrut,” paparnya.
Namun demikian, Djufri mengatakan dirinya tidak anti terhadap persoalan investasi di daerah itu.
“Tapi jangan sampai investasi justru merugikan masyarakat. Itu yang perlu dicatat oleh pemerintah,” tandasnya. (jun)
Semoga saja mendapat dukungan lebih banyak…