Intimidasi rakyat kecil kembali terulang, ketidak-adilan, nilai-nilai kemanusiaan hanyalah menjadi kata tanpa makna.Direnggut oleh mereka yang memiliki kekuasaaan dan uang. Warga Tiberias terkena dampak dari praktik kapitalisme .
Prahara kemanusiaan kembali terjadi di Desa Tiberias, Kab.Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kesewenang-wenangan, penyalahgunaan hak, mengajak aparat untuk melakukan laku represif ialah sedikit dari banyak tindakan yang dilakukan oleh PT. Malisya (Salim Group, yang dimiliki Liem Hong Sien) kepada warga Tiberias. Tergiurnya luas lahan yang merupakan godaan yang sulit ditahan oleh PT.Malisya untuk meraup keuntungan pribadi sebesar-besarnya.a
Aparat bertindak seolah-olah warga adalah mereka yang bersalah. Aparat seharusnya berpihak kepada rakyat justru lebih berpihak pada korporasi. Aksi pembongkaran rumah dibantu oleh para aparat tersebut, tidak hanya pembongkaran namun pengrusakan kebun milik warga dilakukan oleh institusi keamanan yang telah dimobilisasi oleh perusahaan. Premanisme yang dilakukan berlanjut hingga menciduk sekitar 30-an warga tanpa alasan yang jelas. Dan entah kenapa banyak orang keluar dengan wajah babak belur.
Negara yang harusnya melindungi persoalan kemanusiaan malah menjadi pelaku utama terhadap tragedi ini. Bila kita lihat dari kacamata Konstitusi, UUD 1945, maka tidak diragukan lagi telah melanggar pasal 27(2), pasal 28A, pasal 28B(2), pasal 28G(1), pasal 28G(2), pasal 28H(2), pasal 28H(4), pasal 28I(1), pasal 28I(2), pasal 28I(4), dan pasal 28J(1) tentang HAK ASASI MANUSIA.
Hal inilah yang menjadi bukti bahwa pemaknaan Pancasila: “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, belum sepenuhnya diamalkan. Padahal pembuatan ideologi bangsa tersebut tidak untuk menjadi kalimat tanpa makna namun menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia tak terkecuali bagi warga Tiberias.
Dan, apakah tragedi pelanggaran HAM ini cukup sepele, buat dimasukkan dalam program 100 hari pertama Bupati Bolaang Mongongondow terpilih? Mari kita tagih nuraninya.
Tertanda
KPMIBM Cabang Bandung