Wah, Tagihan Listrik Warga Kotamobagu Selatan Ini Melonjak Hingga Rp 1 Juta

 

Tagihan Listrik
Rahmat Gilalom Warga Kotamobagu Selatan yang harus mendongkakkan kepala saat mendengar penjelasan dari Manager Transaksi dan Energi PLN UP3 Kotamobagu

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Rahmat Gilalom, salah seorang warga Desa Poyowa Besar I Kecamatan Kotamobagu Selatan, Rabu (24/06/2020) siang tadi mendatangi kantor UP3 PLN Kotamobagu. Kedatangan Rahmat tersebut, untuk mempertanyakan tariff listrik di rumah orang tuanya, yang tiba-tiba ,melonjak drastis hingga menyentuh angka Rp1 juta. “Sebelumnya, di 3 bulan terakhir saya memang sempat menunggak, dan membayar tagihan listrik selama 3 bulan tersebut sebesar Rp1,5 juta. Jika demikian, berarti rata-rata tagihan berkisar Rp500 ribu sebulan. Nah, ini muncul tagihan di rumah kami justru mencapai Rp1 juta lebih. Makanya, saya datang ke kantor PLN ini untuk meminta penjelasan kenapa jadi seperti ini,”ungkap Rahmat.

Menariknya, keingintahuan Rahmat soal kenapa tagihan listriknya bisa melonjak, justru dijawab dengan asumsi-asumsi oleh pihak PLN UP3 Kotamobagu, lewat Manager Transaksi Energi, Jonfi Ardianova. Dimana, dirinya mengatakan kalau biasanya tagihan listrik pelanggan bisa meningkat di bulan Ramadhan. “Kami bersama konsumen tadi sudah melihat, dimana di data yang ada pada kami, rata-rata pemakaian per bulannya adalah Rp400 ribu sekian. Asumsi kami sementara, karena di bulan puasa, penggunaan listrik meningkat, terutama di saat sahur, biasanya memakai TV atau menyalakan perabotan listrik lain seperti penanak nasi, maupun pendingin atau alat elektronik lain,” ungkap Jonfi.

Saat konsumen mempertanyakan, adanya dugaan kerusakan meteran listrik di rumahnya, sehingga mengakibatkan melonjak drastisnya tagihan listrik miliknya itu. Jonfi mengatakan kalau pihaknya akan melakukan pengecekan ke kediaman pelanggan. Meski demikian, dirinya terkesan tetap bersikeras kalau struk tagihan yang dilayangkan PLN ke pelanggan dengan jumlah yang melonjak drastis tersebut, sudah benar adanya. “Kita akan cek langsung soal dugaan kerusakan itu. Tapi saya pastikan, jika ada kerusakan, maka putaran meteran listriknya akan melambat dan bukan semakin cepat. Makanya, kami PLN rutin melakukan pemeliharaan meteran, sebab kalau meterannya rusak yang dirugikan itu pihak PLN, bukan pelanggan,” jelasnya.

Rahmat Gilalom sendiri, selaku pelanggan tetap menyesalkan tagihan yang menurutnya sudah tidak masuk akal tersebut. “Soal pemakaian listrik di bulan Ramadhan saya pikir biasa saja, seperti bulan-bulan sebelumnya. Bahkan, untuk membuat kue saja, ibu saya tidak melakukan itu, sebab kue kami hanya dipesan. Jadi otomatis, selama bulan ramadhan tidak ada penggunaan listrik berlebihan,” keluh Rahmat. (mg1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.