Tidak Malu, Gadis Cantik Kerja Menambal Ban di Boulevard Manado

Bagikan Artikel Ini:

Manado, beritatotabuan – Bekerja menambal ban tergolong pekerjaan berat yang menguras energi dan keringat, dan biasanya dilakoni kaum lelaki, namun berbeda dengan penambal ban yang satu ini, yang dikerjakan oleh seorang perempuan muda lagi berparas cantik asal Kota Manado.

Sekitar lima usaha tambal ban di Jalan Piere Tendean Boulevard Manado dan lokasinya tepatnya di sebelah kanan pinggir jalan selepas Masjid Firdaus Sam Ratulangi 17 Titiwungen Selatan Kecamatan Sario, Manado.

Penambal ban cantik ini, Nadira Fatmawati Alia atau biasa dipanggil Jira, remaja kelahiran Manado 17 Agustus 2003 menceritakan suka dukanya selama buka usaha tambal ban di jalan Boulevard yang selalu ramai dilalui kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.

Belajar otodidak dengan melihat sang ayah menambal ban hingga berani bekerja sendiri paruh waktu disela-sela waktu lowong sepulang sekolah atau di waktu libur Sabtu Minggu.

Dirinya mengaku selama menjalani usaha tambal ban, Jira kerap digoda pelanggannya yang merasa tidak biasa dengan kerjanya, “adoh eh, cewe cantik kong kiapa kerja tambal ban dang?!” (dialek Manado) ujar pelanggan sambil bercanda.

Terkadang Jira bahkan dimintai nomor hape atau whatsapp -nya, meski merasa kesal karena tidak terima dibilang begitu dari ungkapan tersebut, namun dia beranggapan bahwa semuanya dibuat senang. “Mau dibuat apa, dibuat senang jo noh,” kata Jira ketika ditemui disela-sela menambal ban pada Sabtu,12 November 2022 siang.

 

Perempuan cantik yang hobby jalan dan senang makan bakso dan sate ini, sudah 5 tahun bekerja menambal ban, guna membantu orang tuanya buka sejak pukul 8.00 Wita hingga 20.00 Wita, kemudian tambal ban dan isi angin dilanjutkan oleh Ayahnya selepas pulang bekerja sebagai sopir truk penghantar.

Setiap harinya dua atau tiga kendaraan roda dua yang ditambalnya, dan hasil yang diperoleh digunakan untuk makan dan beli keperluan pribadi selebihnya kasih ke Orang tua.

“Usai kerja selalu tangan pegal dan badan terasa lelah, namun hasilnya lumayan buat kebutuhan sendiri dan kadang setengahnya untuk mama,” candanya.

Jira mengaku hanya menerima isi angin dan tambal ban, dan selalu menolak kalau ada yang mau ganti oli atau perbaikan kerusakan lainnya. “Hanya bisa isi angin dan tambal ban, kalo ganti oli dan periksa kerusakan atau perbaikan motor yang lain selalu tolak atau serahkan ke ayah,” sambungnya.

Kelas 12 jurusan IPS ini bersekolah tidak jauh dari rumah di salah satu SMA swasta di Kelurahan Titiwungen Selatan Kecamatan Sario, ditanya soal cita-cita sama sekali tidak tergambar dan hanya ingin bekerja dan menghasilkan uang setelah lulus sekolah nanti. “tidak ada cita-cita, mo karja di kantor atau di lapangan bisa, yang pokok hasilkan uang untuk orang tua, dan bisa buka usaha lebih besar dari yang ini” tambahnya.

Usaha tambal ban sendiri di seputaran Boulevard di Kelurahan ini, hanya terdapat lima usaha, kebanyakan diantaranya isi angin Rp 3 ribu, dan tambal ban Rp 20 ribu, sedangkan ganti ban dalam biasanya Rp 60 ribu sudah dengan pemasangan.

Usaha ini tumbuh subur seiring ramainya kendaraan yang melintas di jalan Piere Tendean Boulevard Manado yang dikenal sebagai kawasan perekonomian Manado Bisnis of Boulevard (BOB).

Sementara itu omzet yang diperoleh dengan tambal ban terbilang bagus karena sangat dibutuhkan terlebih bersama dengan usaha jualan bbm pertalite eceran yang kian menjamur.

Seperti hasil yang diperoleh Jira pun, setiap harinya menerima dua atau tiga kali tambal ban, dan bisa peroleh 60 ribu bahkan kalo diakhir pekan saat lagi ramai bisa dapat 100 ribu.iblz

author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.