JAKARTA, BERITATOTABUAN.COM – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut) Awaluddin Umbola menjadi salah satu fasilitator dalam pelaksanaan orientasi tugas (Ortug) anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia Gelombang IX, periode 2024-2029 tahun 2024 di Rindam Jaya, Jakarta pada Kamis (1/8/2024).
Diketahui, menjadi fasilitator dalam Ortug sangatlah selektif dan terbatas. Pasalnya, menjadi narasumber dikegiatan itu, membutuhkan kapasitas dan kapabilitas untuk menanamkan modal sebagai penyelenggara sehingga memiliki nilai integritas.
Awaluddin sebagai pria asal Bolaang Mongondow Raya (BMR) yang kini menjabat sebagai Ketua Divisi Sosdkilih, Parmas dan SDM KPU Sulut dipercaya menjadi salah satu fasilitator Ortug. Ia dipercaya menjadi fasilitator berkat segudang pengalaman sebagai penyelenggara. Tercatat, Awaluddin pernah menjadi anggota KPU Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Anggota Bawaslu Sulut, bahkan sebelumnya Awaluddin seorang birokrat pejabat eselon III Pemkab Boltim.
Awaluddin mengatakan peran sebagai fasilitator bukanlah hal yang sepeleh. Dimana, dirinya harus benar-benar menanamkan nilai integritas kepada peserta. Menurutnya, integritas adalah ruh penyelenggara.
“Integritas bagi penyelenggara pemilu itu adalah ruh. Nah jadi integritas itu bagaikan nyawa bagi penyelenggara pemilu. Jika itu sudah sakit parah maka habislah, runtuhlah integritas bagi seorang penyelenggara pemilu,” terangnya, Senin (5/8/2024).
Awaludin menjabarkan pentingnya sebuah integritas bagi penyelenggara sehingga terus dipertegas disetiap proses penerimaan anggota KPU. Kata dia, integritas selalu akan dipertanyakan disetiap seleksi karena itu adalah fondasi utama.
“Seperti saat teman-teman mengikuti tes seleksi awal KPU, dimana integritas adalah modal awal bagi para calon penyelenggara pemilu. Dan itu diulang-ulang di dalam tes CAT hingga saat seleksi wawancara ditahap berikutnya,” terangnya.
Awaluddin menuturkan menerangkan pentingnya integrasi saat proses Ortug juga menjadi tantangan bagi dirinya. Menurutnya, banyak latarbelakang disetiap peserta yang harus diseragamkan dengan seragam penyelenggara.
“Mengingat para peserta berasal diari latar belakang yang sangat berbeda, namun sekarang menjadi sama satu warna, yaitu warna integritas pemilu,” ujarnya.
“Bagaimana jika kalian tidak memiliki kepemimpinan sudah barang tentu kapal besar yang namanya KPU ini tidak dapat berlayar dengan baik. Lakukan dan selenggarakan Pilkada ini dengan terpimpin. Baik itu dengan internal maupun eksternal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Awaluddin mengingatkan pentingnya hubungan KPU dengan stakeholder yang ada disetiap daerah. Menurutnya, stakeholder terlebih Pemda adalah mitra penting dalam menyukseskan setiap tahapan Pemilu.
“Penyelenggara pemilu yang terpilih adalah tokoh-tokoh di Kabupaten/Kota masing-masing. Sehingga untuk melakukan koordinasi dengan stakeholder bukan hal yang sulit terutama pemerintah daerah sebagai mitra utama dalam menyelenggarakan Pemilu 2024,” paparnya.