BERITATOTABUAN.COM, Bolmong – Kepemimpinan Bupati-Wakil Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow – Yanny Ronny Tuuk, berhasil menjadikan petani sebagai tonggak kestabilan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Keberhasilan itu pun diakui secara nasional, dimana Bupati Yasti dipercaya menjadi narasumber bersama Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, dalam series DiscusShe yang digagas Tempo pada bulan April 2021 kemarin.
Hal itu menjadi bukti keberhasilan strategi menjaga ketahanan pangan Pemerintahan Yasti-Yanny, yang memberikan bantuan kepada para petani di masa pandemi.
Bahkan bekerjasama dengan PT. Hampton Muda Berkarya, pemerintahan Yasti telah resmi melepas ekspor perdana komoditi pala dengan tujuan Negara India.
Selain itu ,Pemerintahan Yasti-Yanny juga menggelar Sekolah Lapang untuk petani di l di 12 Kecamatan yang menjadi sentra pangan wilayah tersebut.
Sekolah lapang itu sendiri, bertujuan untuk pembelajaran teknis terkait dengan budidaya tanaman padi, mulai dari pembibitan, penanaman sampai dengan panen.
Bupati Yasti pun terus mendorong sektor pertanian dan perkebunan dengan bekerjasama dengan pihak Perbankan dalam hal ini Bank Sulut-Go meluncurkan program pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani cluster padi, jagung, bawang merah dan kentang.
Apresiasi pun diberikan Kepala OJK Darwisman atas dukungan Bupati Yasti dalam peluncuran KUR Cluster Pertanian itu.
“Bupati Bolmong yang dengan sangat luar biasa bersinergi, berkolaborasi dengan OJK dan seluruh pimpinan perbankan,” ucap Darwisman.
Dikatakan Darwisman, program yang baru dilaunching itu adalah program luar biasa dan bisa memberikan dampak positif bagi para petani di Bolmong.
“Mengapa sangat luar biasa? Karena ada Rp 350 miliar yang akan disalurkan selama dua tahun, yaitu Rp 175 miliar untuk 2022 dan akan disalurkan Rp 175 miliar juga pada tahun 2023. Untuk luas lahan yang sangat besar yaitu tahun 2022 dan 2023 untuk padi sebesar 7.680 hektar dan jagung sebesar 8.123 hektar untuk tahun 2022 dan 2023,” kata Darwisman.
Yasti pun menegaskan pihaknya serius dalam berkolaborasi dengan OJK, Perbankan nasional dan Perbankan daerah, serta Jasindo, PT. Japfa Comfeed dan PT. Pupuk Kaltim.
Yasti juga menjelaskan bahwa luas lahan jagung di Bolmong bahkan lebih besar dari data yang dimiliki OJK.
“Karena luas lahan, jagung yang tercatat di OJK adalah gambaran lahan kosong, sementara lahan yang ada bahkan lebih luas lagi, dimana jagung juga ditanami di bawah pohon kelapa,” jelas Yasti.
Yasti pun berharap, hadirnya PT. Japfa Comfeed mampu menjaga harga jual jagung tetap stabil. Demikian pula dengan ketersediaan pupuk, Yasti berharap hadirnya PT. Pupuk Kaltim dapat membantu ketersediaan pupuk.
Kepada para petani, Yasti pun menitipkan pesan untuk mencintai pekerjaannya karena merupakan hal yang mulia.
“Tujuan akhir dari berkebun bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi merawat kehidupan,” pesan Yasti.
Diketahui, Kabupaten Bolmong hingga saat ini dikenal sebagai lumbung beras di provinsi Sulawesi Utara. (ADV)