Yasti-Yanny Terima Kunjungan Kerja Kepala BKKBN RI

Yasti-Yanny Terima Kunjungan Kerja Kepala BKKBN RI
Yasti-Yanny Terima Kunjungan Kerja Kepala BKKBN RI

BERITATOTABUAN.COM, Bolmong – Bupati-Wakil Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow – Yanny Ronny Tuuk didampingi Ketua DPRD Welty Komaling, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Bolmong dan jajaran pejabat eselon di lingkup Pemkab Bolmong, menerima kunjungan kerja Kepala Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, Selasa (25/05/2021), di rumah jabatan Bupati Lolak.

Kedatangan Kepala BKKBN yang turut didampingi Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw beserta rombongan dari BKKBN Provinsi Sulut, disambut dengan prosesi adat penjemputan tamu, yakni itum-itum, tari Tuitan dan tari Kabela.

Kedatangan Kepala BKKBN-RI disambut dengan prosesi adat Bolaang Mongondow

Setelah menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kedatangan Kepala BKKBN RI tersebut, dalam sambutannya Yasti menjelaskan tentang profil wilayah yang dipimpinnya. “Kabupaten Bolmong terdiri dari 200 Desa, 2 Kelurahan, 15 Kecamatan dan dengan jumlah penduduk kurang lebih 251.355 jiwa, dengan luas wilayah 3.517 Kilometer persegi; hampir 27 persen luas wilayah Provinsi Sulut,” ucap Yasti.

Yasti mengungkapkan angka stunting di Bolmong berhasil ditekan hingga 50,58%

Yasti juga mengungkapkan pada tahun 2019, Bolmong telah ditetapkan sebagai Lokus (lokasi khusus) penanganan stunting. Dan dirinya selaku Bupati telah menandatangani MoU penurunan stunting. “Angka stunting Bolmong di tahun 2020 kurang lebih ada 173. Dan saat ini tinggal 87 anak penderita stunting. Yang artinya sudah turun 50,58 persen, mudah-mudahan sesuai dengan target Nasional, di tahun 2024 nanti Bolmong bebas dari stunting,” kata Yasti.

 

Kepala BKKBN RI memberikan bingkisan kepada anak-anak yang mengalami stunting

Sementara, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan BKKBN mengemban tugas program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan juga tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi yakni, upaya untuk mengelola kasus stunting. “Sekarang ini kualitas SDM menjadi sangat penting, dan salah satu cara menjaga kualitas yakni jarak lahir antara pertama dan yang berikutnya minimal 3 tahun. kalau jaraknya kurang dari 3 tahun, terbukti banyak jurnal yang yang melaporkan bahwa anak menjadi stunting dan autis,” kata Wardoyo.

Wardoyo pun mengimbau kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi stunting ke masyarakat. “Karena, anak yang stunting memiliki 3 ciri-ciri, yang pertama pendek atau kerdil, kedua kecerdasannya dibawa rata-rata dan terakhir kalaupun dia tua, mudah terkena penyakit seperti kardiovaskular, stroke, serangan jantung, tekanan darah tinggi dan penyakit kencing manis. Oleh karena itu kita cegah jangan sampai generasi kita lahir stunting,” pinta Wardoyo.

Usai penyampaian, Wardoyo juga menyempatkan untuk memberikan bingkisan bantuan kepada anak-anak yang mengalami stunting, sebelum bertolak ke Manado.

Diketahui, rombongan Kepala BKKBN RI melakukan kunjungan kerja serupa di Kabupaten Bolmong Utara yang juga menjadi lokus penangan stunting selain Kabupaten Bolmong di wilayah Bolmong Raya. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.