BERITATOTABUAN.COM, PROBOLINGGO – Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si didampingi Pj Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto secara resmi mencanangkan tetes pertama Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 di Balai Desa Jorongan Kecamatan Leces, Senin (15/1/2024).
Turut mendampingi Pj Bupati Ugas, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa’bani, perwakilan Kodim 0820 Probolinggo, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tutug Edi Utomo bersama sejumlah Kepala OPD terkait, Camat Leces Rachmad Hidayanto serta Kepala Desa se-Kecamatan Leces.
Pencanangan tetes pertama Sub PIN Polio ini ditandai dengan tetes pertama oleh Pj Bupati Ugas, Pj Ketua TP PKK Rita Erik Ugas Irwanto dan Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa’badi kepada anak-anak usia 0-7 tahun.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan Sub PIN Polio ini dilakukan untuk melaksanakan arahan dari Menteri Kesehatan RI. Dimana mulai tanggal 15 Januari 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Pemprov Jawa Tengah dan DI Yogyakarya melaksanakan Sub PIN Polio.
“Sub PIN Polio ini dilakukan karena ada kasus di Klaten. Dimana dua minggu sebelumnya berkunjung ke Sampang, Madura. Selain itu, ternyata ada kebiasaan Buang Air Besar (BAB) sembarangan yang menjadi penyebab virus polio. Itulah sebabnya rantai penyebaran polio harus dicegah bersama-sama melalui imunisasi,” ujarnya.
Tutug menjelaskan Sub PIN Polio ini akan dilaksanakan sebanyak 2 putaran. Dimana putaran 1 dilaksanakan pada tanggal 15 – 21 Januari 2024 dan putara 2 dilaksanakan tanggal 19 – 25 Pebruari 2024.
“Secara pendataan, sasaran Sub PIN Polio ini adalah anak usia 0-7 tahun atau 8 tahun kurang sehari sebanyak 145.243 anak se-Kabupaten Probolinggo. Khusus di Desa Jorongan sebanyak 407 anak. Hari ini telah hadir anak-anak usia sekolah yang telah memenuhi syarat untuk vaksinasi melalui metode tetes,” terangnya.
Sementara Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan polio ini adalah penyakit yang tidak bisa diobati. Artinya kalau sudah sakit itu akan berlanjut hingga menimbulkan kecacatan seumur hidup.
“Kami ingin antisipasi ini, karena memang ini juga instruksi dari pemerintah pusat. Ada beberapa titik Pulau Jawa karena memang berangkatnya beberapa kasus itu, terutama dari Pulau Madura. Tetapi hari ini kami tidak ingin anak-anak Kabupaten Probolinggo terjangkit polio,” katanya.
Menurut Pj Bupati Ugas, pencegahan melalui imunisasi ini harus dilakukan dengan mengerahkan seluruh jaringan yang terkait di tingkat bawah. Semua tokoh dilibatkan agar bagaimana polio ini bisa tercegah dengan tetes imunisasi.
“Tetesnya manis dan tidak pahit. Serta bukan disuntik. Jadi kami sampaikan sekali lagi kepada masyarakat, bukan disuntik dan hanya ditetes manis. Anak-anak tidak akan rewel dan tidak akan menangis,” jelasnya.
Oleh karena itu, Pj Bupati Ugas memohon kepada orang tua untuk menyempatkan datang ke pos PIN polio terdekat. “Harapannya jika belum datang pada detik-detik terakhir tanggal 21 Januari 2024, pihak petugas untuk datang menjemput bola ke rumah-rumah yang ada anak kecil dan masih belum diimunisasi,” harapnya.
Lebih lanjut Pj Bupati Ugas menerangkan bahwa targetnya bagaimana imunisasi polio sukses 100 persen dari jumlah anak balita yang ada di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya dengan terus berkomunikasi dan mendata secara valid progresnya serta membangun komunikasi dengan seluruh jaringan mulai Forkopimda, Forkopimka, ormas serta petugas-petugas di lapangan mulai dari kader posyandu dan KB.
“Harapannya dengan imunisasi ini Kabupaten Probolinggo bebas polio karena target dari pemerintah pusat itu tahun 2024 zero. Tapi khusus untuk Kabupaten Probolinggo sampai kapanpun tetap tidak ada penyakit polio,” tambahnya.
Sedangkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica menyampaikan polio itu gejalanya adalah lumpuh layu akut kurang dari 2 minggu. Apabila tidak segera diobati kemudian akan menimbulkan kecacatan secara permanen . “Jadi lumpuh dan cacatnya itu seumur hidup. Polio itu tidak ada obatnya dan tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat dicegah dengan pemberian vaksi polio,” ujarnya.
Dewi menerangkan polio ini sebenarnya dari virus dan penyebarannya melalui tinja anak yang sakit polio. Kemudian mencemari lingkungan sehingga lingkungannya itu terinfeksi atau terkontaminasi oleh virus polio.
“Pada saat masuk ke dalam makanan yang tidak bersih, itulah yang menyebabkan orang tertular sehingga pencegahannya tetap sama untuk semua golongan virus melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” terangnya.
Tidak lupa Dewi mengharapkan dengan adanya instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk Jawa Timur, khususnya Kabupaten Probolinggo terkait pelaksanaan PIN polio ini diharapkan masyarakat yang memiliki anak, cucu dan saudara kerabat dengan usia 0-7 tahun itu bisa membawa ke pos PIN terdekat baik di sekolah, posyandu maupun puskesmas. “Mari sukseskan pelaksanaan Sub PIN Polio di Kabupaten Probolinggo untuk menuju Kabupaten Probolinggo bebas penyakit polio,” pungkasnya. (Ali Makhfud)