BERITATOTABUAN.COM, ASAHAN.
Berdalih melaksanakan berbagai kegiatan seperti pentas seni, fhoto copy dan paste fhoto untuk ijazah, pihak sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Asahan di Kecamatan Rawang Panca Arga diduga melakukan pungutan kepada orangtua siswa.
Pernyataan itu diungkapkan langsung Ketua Umum LSM gerakan mahasiswa dan masyarakat anti korupsi (GEMMAKO), Dodi Antoni.
“Untuk kegiatan pensi dikenakan biaya Rp 250 ribu, biaya untuk ijazah biayanya Rp 150 ribu,” jelasnya saat ditemui di salah satu cafe di Kota Kisaran, Senin (3/6).
Bukan hanya itu, lanjut Dodi, pihak sekolah juga melakukan pengutipan untuk uang pembangunan kepada orang tua siswa sebesar Rp 50 ribu / siswa.
“Merasa aktivitas pungutan itu sudah viral, Kepala sekolah MIN 2 Asahan di Kecamatan Rawang Panca Arga kembali memanggil para orangtua siswa. Pada pertemuan tersebut, pihak sekolah langsung mengembalikan uang study tour sebesar Rp 200 ribu,” katanya.
Dirinya berharap kepada aparat penegak hukum agar segera melakukan proses pemanggilan kepada kepala MIN 2 Asahan di Kecamatan Rawang Panca Arga terkait adanya dugaan pungutan di lingkungan sekolah tersebut.
Kakan Kemenag Asahan, H Saripuddin Daulay berjanji akan segera memanggil kepala MIN 2 Asahan terkait adanya hal tersebut
“Kami akan segera memanggil yang bersangkutan terkait adanya dugaan pungutan di lingkungan sekolah itu,” ucapnya.
Dirinya menegaskan bahwa untuk proses pengambilan ijazah itu sama sekali tidak ada dikenakan biaya sedikitpun alias gratis.
Terpisah, Nurdin selaku kepala MIN 2 Asahan membenarkan adanya pungutan di lingkungan sekolah tersebut.
“Pungutan itu memang bang, tapi, yang mengutip pungutan itu adalah pihak komite sekolah, bukan saya bang,” jelas Nurdin saat dikonfirmasi melalui via telepon seluler.
Terkait persoalan tersebut, lanjut Nurdin, dirinya sudah dipanggil pihak Kemenag Asahan untuk memberikan klarifikasi / penjelasan.
“Penjelasan secara lisan bang sudah saya berikan, tinggal penjelasan secara tertulis aja lho bang,” ucapnya.
(DEDDY)