BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Terus munculnya ujaran kebencian dan berita hoax hingga saat ini rupanya menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Kotamobagu.
Ini tercermin dari pernyataan Sekretaris Badan Kesbangpol Kotamobagu Hendra Makalalag dari rilis yang diterima beritatotabuan.com, Kamis (29/08/2019) pagi ini. “Perkembangan isu Nasional akhir-akhir ini perlu disikapi dengan arif dan bijak oleh seluruh elemen masyarakat terutama generasi muda. Berita-berita Hoax, fitnah, diskriminasi ras, suku Agama dan ujaran kebencian harus difilter informasinya sehingga tidak menimbulkan keresahan ditengah-tengan masyarakat,” ujar Hendra.
Hendra menambahkan, tantangan generasi muda sekarang cukup berat, karena perkembangan teknologi yang pesat dibutuhkan sikap bijak dalam memilah informasi dan tidak gampang berkomentar dengan kalimat negatif. “Meski negara kita melindungi kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul, namun dalam UU ITE ada aturan yang bisa dipergunakan untuk menjerat seseorang penyebar informasi yang belum tentu kebenarannya, berita palsu ataupun ujaran kebencian,” tambahnya.
Dirinya pun menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat agar kiranya saling menghormati dan saling menghargai dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa dan sosial masyarakat, agar tidak terjebak dengan informasi yang belum tentu kebenarannya dapat dipertangunggjawabkan. “Kearifan dan kebijaksanaan salah satu filter terhadap persoalan tersebut diatas. Sikap tenggang rasa antar sesama anak bangsa, atara Suku, Agama sangat penting demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI,” tuturnya.
Masih menurut Hendra, media sosial diharapkan tidak disalah gunakan oleh masyarakat pada hal-hal negatif yang berujung pada tindakan melanggar hukum. Dimana sebagai pemerintah berkewajiban menghimbau dan mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga hubungan baik dan harmonis antara sesama komponen masyarakat. Tujuannya agar nilai-nilai luhur persaudaraan tetap terjaga tanpa saling menjatuhkan satu sama lain atau kelompok tertentu. “Semoga persatuan dan kekeluargaan kita tidak terkoyak-koyak hanya karena ego pribadi atau kelompok. Berpegang teguhlah pada Motto Leluhur kita, dimana motto ini saya selalu sebutkan sebagai 3(tiga) pilar Demokrasi KeMongondowan kita yakni Mototabian, Mototanoban, Mototompiaan,” paparnya. (fb/erwin)