Banyak Dugaan Kecurangan, Seleksi CPNS Tahun 2021 Minta Diulang Secara Menyeluruh

 

Banyak Dugaan KecuranganBERITATOTABUAN.COM, NASIONAL – Banyak dugaan kecurangan terkait dengan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS tahun 2021 yang menyeruak ke permukaan, terus menjadi sorotan dari para legislator yang ada di senayan.

Bahkan, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang mendesak kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau KemenPAN dan RB untuk meggelar ulang seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS tahun ini, untuk bisa menyelesaikan banyak dugaan kecurangan tersebut.

“Jadi biar clear kita mendesak agar seleksi CPNS 2021 itu diulang saja, secara menyeluruh seleksinya. Terlepas ada atau tidaknya anggaran. Ini konsekuensi,” tegas Junimart girsang sebagaimana dilansir dari situs DPR RI.

Sebelumnya pihak Badan Kepegawaian Negara atau BKN lewat laporan dari Deputi Sistem Informasi Kepegawaian atau SINKA, Suharman, telah menegaskan kalau pihak BKN telah mengenakan sanksi diskualigfikasi terhadap para peserta Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS yang ketahuan berbuat curang.

Walau begitu, Junimart Girsang mempertanyakan terkait dengan Tindakan BKN atau Badan Kepegawaian Negara, terhadap para peserta yang tidak ketahuan, dan tetap bisa mengikuti tahapan seleksi Calon pegawai Negeri Sipil atau CPNS berikutnya, berupa Seleksi Kompetensi Bidang atau SKB. “Bukan diskualifikasi. Ini kan ketahuan, bagaimana dengan yang lolos (seleksi) tapi tidak ketahuan (berbuat curang),” tukas politisi dari fraksi PDIP Perjuangan itu.

Junimart Girsang mengatakan, sebelumnya pihak DPR RI telah dari awal mengingatkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau KemenPAN dan RB, dan Badan Kepegawaian Negara atau BKN pada setiap Rapat Dengar Pendapat atau RDP, agar bisa mengantisipasi munculnya peluang peserta melakukan kecurangan.

Dirinya juga menegaskan kalau proses system seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atrau CPNS dengan menggunakan Teknologi Informasi atau TI yang dikelola manusia, tetap tidak menutup terjadinya penyimpangan. Dimana, hal itu telah terbukti dengan menyeruaknya kasus dugaan kecurangan seperti sekarang. “Salah satunya melalui sistem operator model digitalisasi, harusnya semua berbasis TI karena sepanjang manusia masih menjadi operator, kecurangan akan terjadi dan itu terbukti sekarang,” tandasnya. (*/mg1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.