BERITATOTABUAN.COM, MANADO – Badan Tadzkir Akbar (BTA) terus bertransformasi menjadi wadah yang progresif bagi pelajar muslim di Sulawesi Utara (Sulut).
Diantaranya, BTA mendorong ruang aman bagi keberagaman, anak dan perempuan. Seperti yang diutarakan Ketua Bidang Komunikasi Massa dan Isu Strategis Pengurus Besar (PB) BTA, Rafsan Damopolii. “Sebagai organisasi yang mewadahi pelajar muslim, BTA terlebih dahulu menjadi ruang yang aman bagi keberagaman sesuai motto “berdakwah menjalin ukhuwah”, yakni tempat bersatunya pelajar-pelajar islam tanpa memandang kelompok, aliran dan golongan,” terang dia.
Rafsan memastikan tak ada diskriminasi khususnya berkaitan dengan latar belakang suku dan etnis tertentu. Bahkan ia mengatakan pihaknya santer menjalin komunikasi dengan lembaga kerohanian pelajar lintas agama di Sulut.
Selain itu lanjut Rafsan, BTA juga mendukung upaya perlindungan perempuan dan anak. “Di kami ada departemen yang konsern terhadap isu-isu perlindungan perempuan dan anak. BTA memberi kesempatan dan porsi yang sama bagi seluruh anggota tanpa memandang gender. Bahkan di beberapa Cabang Kabupaten Kota, BTA dipimpin oleh perempuan. Di Tondano misalnya, nyaris 75 persen jumlah kader BTA disana perempuan,” lanjut dia.
Dan isu yang tak kalah krusial yakni lingkungan dan alam. Rafsan Damopolii memastikan BTA turut dalam bagian kampanye penyelamatan bumi dari kerusakan alam dan lingkungan. “Sejak awal berdiri, BTA sudah peduli dengan isu lingkungan dan alam. Ada Jambore Pelajar Muslim yang telah kali ke 15 digelar sebagai kegiatan BTA yang mendukung kelestarian alam. Tak hanya itu, BTA juga tengah mengembangkan digitalisasi perkarderan, pelatihan dan kajian, sekaligus mendorong kampanye “less paper” yakni mengurangi penggunaan kertas dan beralih ke sistem digital,” tandasnya.
Reporter : Moch.Irzal